Kota Bandung, LHI - Satu kata "Luar biasa" buat Link Study Center atas gelaran Pameran Seni yang digagas dalam naungan Yayasan Lentera Insan Kreatif bersama PKBM Sahabat Anak Terang dan Link Montessori School. Sekolah ini mengkolaborasikan pengajaran pendidikan anak - anak berkebutuhan khusus (anak istimewa) mulai TK, SD, SMP dan SMA dengan pola melibatkan alam. Kegiatan dilaksanakan di Jalan Aksan Nomor 5C dihadiri oleh Lurah Sukahaji dan Camat Babakan Ciparay Kota Bandung.
Sistem Pendidikan yang dikemas sejalan dengan konsep yang dianjurkan oleh Gubernur Jabar KDM dan Pemkot Bandung, pasalnya selain kegiatan belajar mengajar pelajaran secara umum di Link Study Center mengedepankan anak - anak untuk beraktualisasi mengikuti praktek bagaimana bercocok tanam hingga mengolah sampah menjadi kompos serta dalam pameran Yayasan Lentera Insan Kreatif menampilkan produk - produk kerajinan dan seni hasil buah tangan 120 anak - anak didiknya yang berkebutuhan khusus.
Wakil Wali Kota Bandung Dr. H. Erwin, SE., M.Pd bersama Ketua Yayasan Lentera Insan Kreatif Laurentia Mira, SH menggunting pita sebagai tanda dibukanya ajang pameran tersebut dengan didampingi oleh Ketua Pembina Yayasan Melki Purwanto serta Dosen Unpar Lucky Lambang Santosa yang menjadi penggerak Daan pengajar anak - anak didik berbasis lingkungan alam.
"Pameran Yayasan Lentera ini berjudul Unlocked Spectrum Gallery, ada 300 lebih karya anak - anak. Event highlights special word: photography, music, dance, statue, poem dan painting menjadi konten utamanya. Acara ini lebih kepada mengajak masyarakat untuk melihat bahwa anak - anak yang punya keistimewaan itu mempunyai potensi yang bisa dibuka lewat spektrum galeri," papar Laurentia.
![]() |
Sebagai pemimpin di Kota Bandung yang mengedepankan kebangsaan, H. Erwin mengapresiasi setinggi - tingginya pasalnya kepada Yayasan Lentera Insan Kreatif yang telah secara mandiri turut berkontribusi dalam pembangunan di Kota Bandung melalui dunia pendidikan berbasis cinta alam hingga mengolah sampah menjadi kompos.
"Tentunya Pemkot Bandung mengucapkan terima kasih di sekolah Link Study Center ini ada pengolahan sampahnya dengan mengikutsertakan anak didiknya. Saya harap bisa diikuti oleh sekolah - sekolah lainnya karena secara otomatis telah membantu penanggulangan persampahan di Kota Bandung," kata H. Erwin.
Dari hasil pantauan awak media Lintas Pena Media group, banyak hasil karya anak - anak yang sudah diberi label sold out artinya respon para pengunjung memiliki kepedulian dan kecintaan yang sangat besar.
Laurentia mengakui menggeluti dunia pendidikan sudah 25 tahun. Dirinya melakukannya dengan total dalam pameran saat ini untuk menunjukan sangat kayanya hasil karya anak - anak memiliki keistimewaan.
"Terdapat 7 media yang berkaitan satu sama lain jadi mereka mulai dari mengolah kata-kata diolah jadi foto-foto kemudian oleh mereka dijadikan lagu-lagu kemudian jadi gerak tubuh (seni/dance) lalu di produk menjadi kerajinan seni rupa berupa mobil sport atau patung dan lainnya serta dijadikan berbagai puisi maupun lukisan seperti yang bisa dilihat karya - karyanya nampak luar biasa," ujar Laurentia.
Salah satu pengajaran secara mental kepada anak - anak yang berkebutuhan khusus "kalau gagal, bergerak lebih cepat dan kalau gagal lagi, gerak lebih tepat" menurut Laurentia kebanyakan anak - anak yang dilayani adalah anak disleksia, autis pasalnya mereka berbeda sekali terkait dengan kehidupan. Ada 13 sekolah dibawah Yayasan Lentera mulai dari Sahabat Anak Terang sampai Akademi, Link Montessori School juga I Have Indonesia Montessori.
"Yayasan kami saat ini lebih fokus mengutamakan membawahi 4 sekolah. Ketertarikan saya pribadi menggeluti bidang pendidikan itu pada anak - anak yang sangat istimewa. Semisal anak yang keterlambatan mental, gangguan bicara, ekspresif, autis yang memilki gangguan dalam emosi juga hubungan sosial. Kami tidak terlalu secara fisik tetapi memang semua dari area sarafnya," ungkapnya.
Diakui Laurentia dalam pameran tersebut salah satu tujuan lainnya adalah untuk open donation. Pihaknya mengundang masyarakat umum dan para orang tuanya untuk dapat saling berdonasi. Bagi anak - anak yang autis tingkat berat akan didampingi oleh guru secara intensif. Adapun biaya untuk saat ini lebih mengandalkan dari penggalangan dana yang mana Yayasan Lentera Insan Kreatif bekerjasama dengan UN Disleksia USA yang sempat memberikan kepercayaan untuk sosialisasi tentang disleksia pada tahun lalu ke 25 Kota dan Kabupaten di Indonesia.
"Tahun ini bentuk dukungan dari mereka lewat kurikulum jadi kurikulum integratif art. Hari ini kami pamerkan juga berasal dari USA dan sudah diteliti oleh Harvard University," tuturnya.
Sementara ini dari bantuan perusahaan lokal Bandung dan Indonesia diakuinya belum pernah mendatangi mereka begitupun belum ada perusahaan yang datang untuk membantu lewat program CSR.
"Pemerintah sangat mendukung dalam hal kemudahan perizinan dan memberikan akomodasi kepada anak - anak. Kami diberi keleluasaan untuk kurikulum sendiri jadi tidak dipersulit semisal untuk akreditasi," kata Laurentia.
Ketua Pembina Yayasan Lentera Insan Kreatif, Meli Purwanto yang menjadi pemecut dirinya adalah keprihatinan jaman digital yang lebih banyak anak bermain bahkan menjadi korban efek negatif dari tekhnologi.
"Jaman dulu jelas berbeda dengan jaman kita di era 80-90 an, persis pengajaran pendidikan di sekolah kita apa yang dilakukan orang tua kita di era 80-90 an lebih mengutamakan satu sama lain berinteraksi tanpa hp dan lebih kepada melakukan praktek - praktek mengolah rasa, mengolah tubuh secara aktif dan semuanya harus bersandar menyatu dengan alam lingkungan," ujar Melki.
![]() |
Melki Purwanto dan Laurentia Mira |
Sementara itu guru pendamping yang lebih terfokus pada pengajaran ekstra bercocok tanam hingga pengolahan sampah menjadi kompos, Lucky Lambang Santosa berujar pola sistem pendidikan anak Indonesia harus mengedepankan mengenal dan mengolah alam yang berkesesuaian.
"Kami berupaya menunjang ketahanan pangan di sekitar sekolah dengan memberikan edukasi cara bercocok tanam yang sehat begitu juga menjaga lingkungan yang bersih dalam hal pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Ekosistem kehidupan telah digariskan maka dari itu jangan banyak diubah hanya sebuah Kerakusan yang akan menimbulkan kerusakan alam. Semoga saja pemerintah baik Pak Gubernur Jabar KDM dan Pemkot Bandung dengan Pak Wakil Wali Kota H. Erwin dapat memberikan perhatian khusus guna menunjang lebih maksimal lagi kepada kami Yayasan Lentera Insan Kreatif yang didalamnya menaungi sekolah anak - anak berkebutuhan khusus," tutur Lucky.
Gayung bersambut yang dilontarkan H. Erwin sebagai orang nomor 2 di Kota Bandung dengan memberikan sinyal positif bahwa dirinya membuka diri dan siap mengakomodir aspirasi dan kolaborasi untuk mendukung keberlangsungan yayasan lentera insan kreatif. (Eky AS)
0 Comments