Pangandaran LHI
Jauh dari kata mewah, itu kondisi rumah milik pasutri Ruhaimin (50) dan Ade Masriah (40) yang merupakan warga Dusun Cijaha RT 28/ RW 02, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Kepada LHI, Ruhaimin mengaku, dirinya hanya pekerja serabutan untuk menghidupi keluarga, jangankan untuk membangun rumah, untuk kebutuhan sehari haripun terasa berat. Senin (22/11/2021)
Padahal sudah lebih dari tiga kali petugas dari pemerintah Desa Bojongkondang mengambil gambar rumah saya, namun hingga saat ini bantuan Rutilahu tak kunjung datang, tegasnya.
Masih kata Ruhimin, dengan kondisi rumah yang tidak layak huni seperti ini, saya sangat berharap ada bantuan dari pemerintah, baik itu rutilahu atau BSPS.
Ruhimin mengaku, rumah yang di tempatinya saat ini merupakan rumah warisan dari mendiang orang tuanya, kini keadaannya sudah sangat mengkhawatirkan, apalagi kalau musim hujan seperti sekarang.
Hal serupa disampaikan oleh Yogi yang juga merupakan tetangga dekat, bahwa rumah milik Ruhimin harus segera di perbaiki, pasalnya sewaktu waktu dapat membahayakan penghuni rumah.
Pemilik rumah tersebut bukan tidak mau memperbaikinya, namun terbentur oleh keterbatasan ekonomi, sehingga mereka tidak mampu untuk memperbaiki rumahnya, kata Yogi.
Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk menutupi kebutuhan sehari hari saja kekurangan, paparnya.”Yang saya heran, padahal sekarang ini di Desa Bojongkondang sedang berjalan progaram rutilahu, justru yang dapat bantuan warga yang di anggap mapan dibandingkan dengan Tugimin pemilik rumah tidak layak huni, “pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Suryaman selaku Kepala Desa mengatakan, kita dari pemerintah telah mengajukan rutilahu sebanyak 90 unit rumah yang di anggap tidak layak huni, namun realisasinya hanya 80 rumah, paparnya.
Untuk menentukan siapa yang mendapatkan atau yang tidak mendapatkan bantuan rutilahu itu bukan kewenangan kami, karena kita hanya mengajukan saja, semoga kedepan yang sekarang belum mendapatkan bantuan tahun depan dapat terealisasi, pungkasnya. (AS)*
0 Comments