Kota Bandung, LHI,- Pada Rabu tanggal 9 September 2025 bertempat di Kiara Artha Park Kota Bandung dilaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap dampak potensi bencana alam terutama siaga Sesar Lembang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Dharma Husada Bandung menyelenggarakan seminar dan pelatihan penanganan kebencanaan yang berlangsung di Kiara Artha Park, Jalan Kebon waru.
Acara berjalan lancar cukup khidmat dikolaborasikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan merupakan kolaborasi antara STIKes Dharma Husada, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung ini diikuti oleh lebih dari 1.400 peserta dari berbagai kalangan yang siap menjadi relawan tanggap bencana.
Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin hadir bersama Ketua DPRD Kota Bandung Kang Asmul, PMI Kota Bandung, BNPB Kota Bandung, Camat Batununggal, Lurah Kebon waru, dan para tokoh masyarakat dan undangan penting lainnya.
Ditegaskan Ketua STIKes Dharma Husada, Dr. Siti Teguh, S.Kp., M.Kes., saat konferensi pers menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen lembaga pendidikan dalam membangun kesadaran serta kesiapsiagaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap risiko bencana.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi situasi darurat bencana. Kami ingin mencetak relawan-relawan yang tidak hanya memiliki semangat, tetapi juga kompetensi,” papar Siti Teguh.
Siti menambahkan, Kota Bandung termasuk wilayah rawan bencana, khususnya karena letaknya yang berdekatan dengan Sesar Lembang, salah satu potensi gempa aktif di wilayah Jawa Barat.
“Bandung bukan hanya kota pelajar, tetapi juga kota yang memiliki kerentanan terhadap berbagai ancaman geologi. Karena itu, membangun kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan adalah hal yang mutlak,” imbuhnya.
Kemudian dirinya menekankan bahwa penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, organisasi kemanusiaan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana secara terpadu.
“Kami mengajak semua pihak—baik institusi pendidikan, pemerintah, swasta, maupun masyarakat—untuk bersama-sama membangun jaringan relawan yang solid dan responsif. Bencana tidak mengenal waktu, oleh karena itu kita harus selalu siap,” katanya.
Jelang akhir, Siti Teguh berharap kegiatan semacam ini bisa menjadi agenda rutin dan di perluas ke lebih banyak wilayah di Kota Bandung. Ia juga menghimbau agar semangat kemanusiaan dan kesiapsiagaan bisa ditanamkan sejak dini, terutama kepada mahasiswa dan pelajar.
“Kami ingin menciptakan Bandung sebagai kota tangguh bencana. Edukasi dan pelatihan adalah langkah awal yang sangat penting dalam membangun ketahanan masyarakat,” tutur Siti.
Pada penutup kegiatan seminar dan pelatihan tersebut di isi dengan simulasi penanganan darurat, pemberian materi dari PMI dan BNPB, serta sesi diskusi interaktif antar peserta dan pemateri serta peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW. (Eky)
0 Comments