Pangandaran LHI
Warga masyarakat Kecamatan Langkaplancar, khususnya warga Desa
Mekarwangi diresahkan oleh seorang yang mengaku ngaku wartawan . Ternyata ada
oknum yang mengaku sebagai wartawan dari salah satu surat kabar mingguan
yang diduga melakukan tindakan intimidasi hingga pemerasan terhadap seorang
Kepala Dusun Ugan yang di tuding
menggunakan ijazah palsu saat mencalonkan jadi kepala dusun.
Ugan, salah satu Kepala Dusun di wilayah Desa Mekarwangi
mengatakan, oknum berinisial DW tersebut
pernah meminta sejumlah uang kepadanya tanpa alasan yang jelas.Dia mengancam
jika tidak diberi uang maka akan mempublikasikan kejanggalan ijazah yang saya
pakai saat mencalonkan Kepala Dusun, “Selain itu saat DW datang langsung minta
uang kepada saya, katanya kalau saya tidak menyerahkan sejumlah uang maka saya
bersama Kepala Desa Mekarwangi akan dibawa ke pihak kepolisian, kata Ugan
melalui telepon celluler, Jumat (8/05).
Ugan menambahkan, saya merasa sangat terganggu dalam menjalankan
roda pemerintahan di dusun saya karena ulah DW yang berbuat onar terhadap
saya.
Selain Ugan, Mamat warga Kecamatan Langkaplancar juga mengatakan
bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan kehadiran seseorang yang mengaku
wartawan, namun tidak berkontribusi dalam pembangunan, bahkan malah secara
terang secara tidak langsung malah menghambat.”Kami sebagai masyarakat berharap
dengan adanya wartawan dapat mempercepat pembangunan di desa, bukan malah
menghambat dan membuat huru-hara,” kata Mamat.
Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten
Pangandaran, Kaswan Kelana menanggapi dengan serius permasalahan tersebut.“ Seorang wartawan harus menjunjung tinggi idealisme serta
sepenuhnya menjalankan kode etik jurnalistik dalam profesinya sebagai wartawan.Fungsi dan tugas pokok seorang wartawan adalah mencerdaskan anak
bangsa serta memberikan informasi yang mendidik, bukan untuk menakut-nakuti
masyarakat dan pemerintah apalagi sampai memeras “ujarnya.
Dengan adanya kejadian ini, masyarakat berharap agar pihak
terkait bertindak tegas untuk menghentikan aksi wartawan abal-abal yang lebih
sering memeras ketimbang menulis berita sehingga tercipta kondisi masyarakat
yang nyaman dan kondusif, apalagi sering terdengar kabar orang tersebut kerap
melakukan aksi yang sama," pungkas Kaswan.(AGUS.S)***
0 Comments