Pangandaran LHI
Jaman berkembang dengan begitu cepat,
masa demi masa di lalui, Karangbenda merupakan pusat pemerintahan desa, banyak
alasan masyarakat untuk mempertahankan tradisi dan adat itiadatnya, mudah
mudahan jendela informasi dari salah satu tokoh keturunan ini merupakan salah
satu cara untuk mempersatukan di sepanjang jamanya, hal tersebut di ungkapkan
salah satu staf Desa Karangbenda Dadang.
Jumat (23/8)
Konon ceritanya sekitar
tahun 1918 di wilayah kecamatan parigi, adalah hutan belantara, waktu itu
walanda (Belanda) sebagai penguasa. Sehingga orang-orang parigi (pribumi)
dipaksa mengikuti aturan mereka, walaupun bertentangan dengan hati nurani.
Dengan kehidupan yang sangat memprihatinkan dan penuh dengan kekurangan dan
kesengsaraan akibat penjajahan walanda (Belanda).
Waktu terus berjalan,
masyarakat kecamatan parigi terus berusaha memperbaiki dan melepaskan diri dari
penjajahan walanda (Belanda). Pada tahun 1920 muncul sebuah nama dari suatu
wilayah kecamatan parigi tepatnya di wilayah Karang Jetak (legok cenang) yang
sekarang menjadi Karang Jaya (Dusun termuda di Desa Karangbenda) yaitu Wira
Soma dengan kesederhanaan serta pemikiran-pemikiran yang brilian, mereka
mempunyai gagasan membentuk sebuah Desa.
Dalam perjuangannya
membentuk sebuah Desa, menurut cerita Wira Soma sempat kebingungan mencari nama
yang cocok untuk nama Desa yang akan dibentuknya, menurut cerita di daerah
Karang Jetak (Legok Cenang) adalah daerah pegunungan yang subur makmur,
masyarakatnya hidup dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama hasil buminya,
diantaranya : kopi,kelapa,padi,vaneli, dll.
Sumber daya alam yang
subur didorong oleh kemauan dan semangat yang tinggi,sehingga menghasilkan
hasil yang sempurna. Hasilnya masyarakat Karang Jetak (Legok Cenang) hidup
berkecukupan (Kaya Raya), padahal waktu itu kecamatan parigi masih dibawah
perintah walanda (Belanda). Artinya masyarakat yang hidup waktu itu bagaikan
tamu di rumah sendiri.
Jaman dahulu nama Desa
Karangbenda adalah Desa Karangjetak yang berada di wilayah Legok Cenang yang
sekarang bernama Karang Jaya. Sebelum nama karangjaya, Legok Cenang berada di
wilayah Pamagangan (sekarang dusun no. 5 di Desa Karangbenda).
Menurut cerita waktu
itu Kecamatan Parigi akan membentuk desa-desa dengan maksud supaya tatanan
pemerintahan lebih terkordinir (maksimal) kejadian tersebut terjadi sekitar
tahun 1920 di Pamagangan. Ada seorang tokoh masyarakat, beliau bernama Wira
Soma. Dengan kecerdikan dan kepintaran beliau dengan didampingi saudaranya yang
bernama Munasan (berganti nama menjadi H.Abdul Mutholib).
Pada tahun 1920
berdirilah Desa Karang Jetak (Sebelum menjadi nama Karangbenda), Eyang Wira
Soma sebagai kuwunya (Kepala Desa) Munasan alias H.Abdul Mutholib sebagai Juru
tulis (Sekretaris Desa) dengan pusat pemerintahan di Karang Jetak (Legok
Cenang) Pamagangan.
Munasan alias H.Abdul
Mutholib adalah salah satu rangkaian keluarga besar Eyang Wira Soma. Keluarga
besar Eyang Wira Soma berpencar di wilayah, Blok Palatar (Sekarang Dusun
Bojongmalang),Blok Jamanis (Sekarang Dusun Pasirkiara), Blok Cibalong (Sekarang
Dusun Karangbenda), Blok Pangsor (Sekarang Dusun Kemplung) dan yang menjadi
punduhnya (Golongan/Kepala Dusun) adalah anak-anak Bapak, H.Abdul Motholib.
Anak yang paling tua ada di blok Cibalong/Karangbenda yaitu Bapak
H.Maksum.
Seiring waktu, Bapak
Munasan Alias Bapak H.Abdul Motholib diangkat sebagai Kepala Cutat (Sekarang
SEK Mat) di Kecamatan Parigi, waktu itu sekitar tahun 1925, jabatan kepala desa
dialihkan kepada anak sulungnya yaitu Bapak H.Maksum, waktu itu H.Maksum
tinggal di blok Cibalong/Karangbenda sekarang, karena yang menjadi Kuwu (Kepala
Desa) H.Maksum yang tinggal di Karangbenda, maka diputuskanlah pusat
pemerintahan Desa Karangjetak di blok Cibalong/Karangbenda sekarang, berhubung
Desa Karangjetak dibentuk oleh rangkaian keluarga besar dan kaya raya, maka
keputusan bersama nama desa diganti menjadi Karangbenda (Kejadian itu terjadi
sekitar tahun 1923).
Karang berarti kuat
atau bisa diartikan kekuatan besar yang berkumpul dan Benda dari kata Banda
yang berarti harta, jadi bisa diartikan Karangbenda adalah Harta Basar Yang
Berkumpul.
Karena menurut sejarah
Desa Karangbenda yang asalnya Desa Karangjetak dibentuk oleh satu keluarga yang
kaya raya. Dengan sesepuhnya Eyang Wira Soma, H.Maksum menjadi Kuwu
(Kepala Desa) langsung membentuk nama-nama Blok (Sekarang disebut
kampong/dusun) di wilayah Desa Karangbenda yaitu:
- Blok Cibalong (Sekarang Dusun Karangbenda)
- Blok Pangor (Sekarang Dusun Kemplung)
- Blok Palatar (Sekarang Dusun Bojongmalang)
- Blok Jamanis (Sekarang Dusun Pasirkiara)
- Blok Legok (Cenang Menjadi Kampung Pamagangan
- Blok Legok Cenang (Sekarang Dusun Karangjaya)
Dan dengan masa kepemimpinan beliau
pula, nama-nama blok diganti dengan nama Dusun/Kampung menjadi:
- Blok Cibalong menjadi Kampung Karangbenda
- Blok Pangsor menjadi Kampung Kemplung
- Blok Palatar menjadi Kampung Bojongmalang
- Blok Jamanis menjadi Kampung Pasirkiara
- Blok Legok Cenang menjadi Kampung Pamagangan
- Blok Legok Cenang (Sekarang Dusun Karangjaya)
Waktu terus berjalan, kepemimpinan desa
seiring jaman silih berganti, kebijakan-kebijakan Kepala Desa (Kuwu)
berbeda-beda tapi pada dasarnya adalah untuk kemajuan Desa dan pada masa
pemerintahan Kuwu Upeng, nama Kampung diganti menjadi nama Dusun hingga saat
ini. Pada masa pemerintahan Kuwu H.Achri Effendi, Dusun Pamagangan dimekarkan
menjadi dua Dusun, Dusun Karangjaya (Legok Cenang) setelah itu nama-nama Legok
Cenang menjadi Karangjaya. Dusun Karangbenda ada enam Dusun yaitu, Dusun Karangbenda,
Dusun Kemplung, Dusun Bojongmalang, Dusun Pasirkiara, Dusun Pamagangan dan
Dusun Karangjaya.
Nama-nama Kepala Desa (Kuwu) Desa Karangbenda dan Masa
Jabatannya
No.
|
Nama Kuwu
(Kepala Desa)
|
Tahun
|
Juru Tulis
(Sekretaris Desa)
|
1
|
Eyang Wira Soma
|
1920-1923
|
|
2
|
Bpk. H. Abdul Mutholib
|
1923-1925
|
|
3
|
Bpk. H. Maksum
|
1925
|
|
4
|
Bpk. Madrais
|
1926-1945
|
Bpk. Sastra Suganda`
|
5
|
Bpk. Sastra Suganda
|
1945-1950
|
Bpk. R. Sutisna Wijaya
|
6
|
Bpk. Upeng Surya Wijaya
|
1950-1970
|
Bpk. Masna Sanjaya & Bpk. Supita
Permana`
|
7
|
Bpk. S. Jamaludin
|
1970-1985
|
Bpk Suryo & Bpk. Supita Permana
|
8.
|
Pjs. Bpk. Tayum
|
1985-1987
|
Bpk. Suryo & Bpk. Supita Permana
|
9.
|
Bpk. Supita Permana
|
1987-1990
|
Bpk. Suryo
|
10.
|
Pjs. Bpk. Suryo
|
1990-1993
|
Bpk. Suryo
|
11.
|
Bpk. H. Achri Effendi
|
1993-2003
|
Bpk. Suryo
|
12.
|
Bpk. Ahmad Karjo
|
2003-2007
|
Bpk. Suryo
|
13.
|
Bpk. Ir. Aris Paryadi
|
2007-2013
|
Bpk. Sardi – Sampai 2011 PLH (Adang)
2011-2013
|
14.
|
Aonudin
|
2013 (3 Bulan)
|
PLH (Adang) 2011-2013
|
15.
|
Bpk. Drs. Indik Siswaya, M.Pd
|
2013-2019
|
PLH (Adang) 2013-
|
Sumber: Data Desa Karangbenda & Bpk. Otong
Sudrajat (Anak Bpk. Madrais)
0 Comments