Pangandaran LHI
Sejumlah masyarakat yang tergabung di Forum Diskusi Masyarakat Pangandaran (Fokus Mapan) kembali mendatangi kantor Inspektorat Kabupaten Pangandaran guna mempertanyakan perkembangan kasus dugaan korupsi tiket wisata palsu yang ramai di perbincangkan publik. Jumat (29/8/2025)
Tedi Yusnanda, koordinator Fokus Mapan menyampaikan, sebelumnya kita berkirim surat ke Bupati Pangandaran, kita ingin mempertanyakan kasus dugaan korupsi tiket palsu yang di nilai lamban penanganannya, namun berhubung Bupati sedang di luar kota akhirnya kita di arahkan ke inspektorat.
"Namun sangat di sayangkan, kita tidak mendapat jawaban yang pasti terkait perkembangan penanganan dugaan korupsi tiket wisata palsu tersebut., pasalnya inspektorat belum mendapatkan perintah dari atasan, jelasnya.
"Awalnya kita berharap inspektorat yang mempunyai tugas pengawasan dan auditor tersebut memiliki intuisi, apakah dugaan korupsi ini benar adanya atau tidak ada, kalau memang di anggap benar ada, apakah dugaan korupsi tiket palsu itu berpotensi pada kerugian atau tidak, sehingga inspektorat tidak harus menunggu perintah atasan, akan tetapi bisa mengajukan penugasan dari atasan.
Tedi melihat kasus ini menyangkut kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tengah situasi APBD Pangandaran yang sedang defisit, mas sih mau dibiarkan begitu saja, tegasnya.
Menurut Tedi, kami datang ini di iringi dengan niat baik, ingin sekali ada perbaikan, karena pemerintah bukan musuh kita, karena sebetulnya musuh kita adalah koruptor yang nebeng di pemerintahan, nah kami berkeinginan untuk membersihkan ini sebenarnya, tegas tedy.
Tedi mengingatkan bahwa lemahnya respon pemerintah dalam menghadapi isu besar semacam ini dapat memicu gejolak sosial. Ia mencontohkan fenomena aktual di berbagai daerah, seperti di Kabupaten Pati dan daerah daerah lainnya.
"Maka perlu saya sampaikan, jangan nganggap sepele dengan kasus dugaan korupsi tiket wisata palsu ini, Jangan biarkan rakyat menilai pemerintah sekadar pura-pura sibuk, sementara PAD bocor dan APBD defisit. Ini kasus besar, dan harus ditangani dengan keseriusan penuh, ” pungkas Tedi. (AS) **
0 Comments