Batam – LHI
Di tengah hiruk-pikuk rutinitas harian, siapa sangka karate menjadi pelarian positif bagi banyak orang dari berbagai kalangan. Tak hanya untuk anak muda, olahraga bela diri ini juga digemari oleh anak-anak, ibu rumah tangga hingga lansia, serta orang-orang dari beragam latar belakang sosial dan profesi.
Keberagaman Peserta
Di Dojo Hikari dan Dojo Gagak Timur Batam salah satu klub karate di bawah naungan Induk Organisasi Olahraga (INORGA) Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) yang tergabung dalam Cabang Olahraga (CABOR) Yayasan Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Koordinator Cabang (Korca) Kota Batam setiap Sabtu sore dan Minggu terlihat pemandangan unik: anak-anak, pelajar, karyawan, ibu rumah tangga, hingga pensiunan berbaris rapi mengenakan gi (seragam karate). Mereka semua memiliki satu tujuan: menjaga kebugaran dan mengasah disiplin diri melalui karate.
Testimoni Pelatih
Paulus Pela yang akrab disapa Senpai Arnold yang merupakan pelatih di Dojo Hikari dan Dojo Gagak Timur Batam mengatakan, karate itu bukan semata-mata soal kekuatan fisik semata.
“Yang penting adalah semangat, kemauan untuk belajar, dan komitmen. Usia dan latar belakang bukan halangan,” ujar Senpai Arnold, pelatih karate berpengalaman yang telah berhasil meloloskan beberapa orang anak didik karateka nya menjadi atlet berprestasi baik di tingkat daerah maupun nasional.
Cerita Peserta
Salah satu peserta, Rafika Haira (24), Ibu Rumah Tangga yang memiliki satu anak laki-laki mengaku senang untuk ikut latihan karate bersama anak-anak dan mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga.
"Selain untuk meningkatkan kemampuan beladiri, saya juga ingin mengekplor hal baru yang bernilai positif," ujar Rafika Haira saat diwawancarai wartawan media ini, Minggu (8/6/25) usai mengikuti kegiatan latihan rutin di Dojo Gagak Timur Batam yang berlokasi di Lapangan Engku Hamidah, tepatnya di depan Edukits Sungai Panas, Batam Center, Kota Batam.
Jonrius Sinurat (39), mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) yang kesehariannya menjalankan profesi jurnalis, mengaku awalnya hanya ingin mengantar jemput dan menemani anak-anaknya latihan.
“Tapi lama-lama saya ikut tertarik. Dan sekarang saya ikut latihan bersama anak-anak saya, untuk membakar semangat anak-anak juga dan memberikan motivasi pentingnya olahraga beladiri karate,” katanya sambil tersenyum bangga.
Selain kedua peserta yang telah berstatus orang tua itu, Meisya (7), salah satu peserta sabuk biru mengaku bangga sehari-hari bisa berlatih karate bersama orang-orang yang jauh di atas umurnya.
"Senang om, saya latihan mulai dari TK, Alhamdulillah sekarang saya sudah sabuk biru walaupun masih kelas 1 SD," ujarnya dengan penuh semangat ketika diwawancarai wartawan media ini.
Olivia Sinurat (5), salah satu peserta termuda dengan mengenakan sabuk putih dan seragam karate dilengkapi logo INKAI di bagian dada sebelah kanan, logo FKTI di bagian dada kiri disertai lambang merah putih di atasnya, serta logo KORMI di bagian lengan kanannya terlihat semangat dalam mengikuti latihan karate bersama peserta lainnya."Senang sekali bisa ikut latihan karate sama kakak-kakak dan abang-abangku," ucapnya ketika diwawancarai wartawan media ini usai latihan.
Manfaat Karate Secara Fisik dan Mental
Karate terbukti membantu meningkatkan kebugaran, refleks, dan daya tahan tubuh. Selain itu, nilai-nilai seperti kesabaran, hormat, dan fokus menjadikan olahraga ini sebagai latihan mental yang baik untuk segala usia.
Peran Sosial dan Inklusi
Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan keseimbangan mental, karate tampil sebagai alternatif inklusif. Tak ada diskriminasi, semua orang punya tempat di dojo.
Karate bukan sekadar seni bela diri, tapi juga wadah pembentukan karakter dan pemersatu lintas generasi. Di atas tatami, semua perbedaan luluh dalam semangat yang sama: terus belajar, menghargai, dan berkembang. (HOTMAN)
0 Comments