Pangkalan gas elpiji dan penjual eceran gas elpiji nampak makin merata hal itu ketika terjadinya kelangkaan gas elpiji lantaran pemerintah juga mendorong agar ketersediaan gas elpiji mudah didapatkan oleh masyarakat disekitaran wilayahnya aka tetapi dibalik semua itu kita semua harus mawas diri untuk tetap bersama-sama menjaga keselamatan dan kesehatan untuk mengikuti panduan cara menjual dan menggunakan gas elpiji.
Pemerintah pernah menginstruksikan per 1 Februari 2025 agar gas elpiji hanya dijual di pangkal / agen resmi pasalnya beralasan untuk menghindari terjadinya lonjakan harga dari standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Dari semua itu, seyogyanya Pemerintah dan seluruh pihak yang terkait sangat perlu untuk lebih ketat lagi dalam hal pengawasan dan keamanan untuk keselamatan. Kita semua tahu bahwa gas elpiji sangat rentan menimbulkan kebakaran serta keracunan bagi mahluk hidup terutama manusia disekitarnya.
Bukan hanya Pemerintah akan tetapi semua lapisan masyarakat harus turut serta untuk saling peduli karena jika tabung gas elpiji ada kebocoran maka akan mengancam serius bagi keselamatan lingkungan terdekat, apalagi jika letak tempat posisi pangkalan maupun penjual gas elpiji berdampingan dengan rumah masyarakat.
Memang setelah mencari berbagi informasi terkait ketentuan aturan untuk lokasi tempat bagi agen pangkalan/penjual gas elpiji itu belum menemukan klausal yang mengharuskan ada jarak tertentu ke rumah pemukiman warga.
Dari hasil pemantauan Lintas Pena Media Group, melihat beberapa pangkalan gas elpiji di wilayah Kota Banjar tempatnya ada yang berdampingan dengan rumah - rumah warga dan di lokasi yang ramai, bahkan ada yang berdampingan dengan SPBU di Kota Banjar.
H. Eka Santosa selaku Ketua Umum DPP Gerakan Hejo sekaligus beliau pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Jawa Barat, menyampaikan rasa kepeduliannya yang besar terhadap keselamatan lingkungan hidup dan seisinya tanpa terkecuali umat manusia yang diberikan kesempurnaan akal dan pikiran.
"Saya kurang paham rincian ketentuan itu (pendirian pangkalan dan pengecer gas elpiji) tapi logikanya kita semua paham, bahwa gas elpiji sangat rentan dengan kebakaran dan bahaya keracunan. Sebaiknya menurut saya bagi pangkalan-pangkalan / penjual gas elpiji bijaknya agak menjauh (ada jarak) dari pemukiman dan keramaian seperti pasar," ujar H. Eka.
Menurutnya semua pihak harus terlibat lebih serius karena hal ini berhubungan dengan keselamatan manusia dan ada dampak bahaya secara langsung dan tidak langsung bagi lingkungan hidup khususnya di area terdekat pangkal penjual gas elpiji.
Bukan hanya masyarakat Banjar melainkan masyarakat se-Tanah air, untuk selalu berhati - hati jangan ceroboh berhubungan dengan gas elpiji, bensin dan bahan serta barang - barang berasal dari kimia.
Sudah seharusnya untuk saling mengingatkan dan mengontrol dengan teliti baik penjual maupun pemakai gas elpiji di rumah masing - masing.
Ketika menggunakan gas elpiji, apabila tercium bau gas yang menyengat dari gas elpiji maka sebaiknya jangan berlama - lama untuk meminta bantuan kepada orang / pihak pemerintahan yang paham betul seputar panduan dan pencegahan gas elpiji yang mengalami kebocoran. Sehingga semuanya dapat terkendali dan aman.
"Dalam hal ini tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak melainkan untuk bersama - sama saling menjaga keselamatan dan menciptakan rasa aman dan tentram agar keberlangsungan hidup kita semua senantiasa baik - baik saja, sehat walafiat dan tidak ada pihak yang dirugikan," pungkasnya.
(Red.AS-Jbr)
0 Comments