Pangandaran LHI
Ujang Endin, pasangan calon Bupati Pangandaran nomor urut 2, memutuskan untuk tidak melanjutkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pangandaran. Keputusan tersebut diapresiasi oleh Tedi Yusnanda N, Direktur Eksekutif Sarasa Institute, sebagai langkah yang mencerminkan sikap negarawan.
Di sela-sela kesibukannya, Tedi Yusnanda menyampaikan melalui telepon bahwa keputusan ini menunjukkan kepedulian Ujang Endin terhadap masa depan Pangandaran. Kamis (12/12/2024)
"Sebagai seorang pemimpin politik, beliau memilih stabilitas dan kondusifitas masyarakat di atas kepentingan pribadi atau kelompok, Ini adalah esensi dari seorang negarawan,
"sebagaimana diungkapkan oleh John C. Maxwell, "Seorang pemimpin adalah individu yang memahami arah yang benar, menempuh jalan tersebut, dan menunjukkan jalannya kepada orang lain." ujar Tedi.
Menjaga Keseimbangan Politik
Meskipun membatalkan gugatan, peran Ujang Endin sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Pangandaran tetap sangat strategis. Dengan lima kursi DPRD yang dimiliki Gerindra, partai tersebut memiliki posisi penting sebagai kekuatan penyeimbang dalam pemerintahan.
Tedi menegaskan bahwa peran oposisi dalam sistem politik bukan hanya untuk mengkritik, tetapi juga untuk memastikan keberlangsungan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. "Oposisi yang konstruktif sangat dibutuhkan. Dalam teori keseimbangan politik, peran oposisi adalah sebagai sparring partner yang menjaga pemerintah tetap fokus pada agenda pro-rakyat," tambahnya, mengutip pemikiran politisi Inggris Edmund Burke yang menyebutkan bahwa oposisi adalah "pemantau bagi pemerintahan."
Isu Strategis dan Tantangan Politik ke Depan
Sebagai Ketua Gerindra Pangandaran, Ujang Endin diyakini akan mengarahkan perhatian pada isu-isu strategis yang penting bagi masyarakat. Mulai dari peningkatan layanan publik hingga tata kelola pemerintahan yang lebih baik, Gerindra memiliki peran signifikan dalam mengawasi dan memberikan masukan terhadap kebijakan eksekutif.
Tedi juga menyoroti pentingnya menjaga polarisasi agar tidak mengakar di masyarakat. "Langkah Ujang Endin adalah simbol dari upaya meredakan ketegangan politik pasca-Pilkada. Stabilitas politik menjadi kunci dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana diteorikan oleh Giovanni Sartori, bahwa demokrasi yang sehat memerlukan keseimbangan antara kompetisi politik dan konsensus sosial."
Harapan untuk Pangandaran
Keputusan ini, menurut Tedi, juga merupakan bentuk kedewasaan politik yang patut dicontoh. "Gerindra Pangandaran, meskipun dengan lima kursi, akan tetap menjadi mitra kritis bagi eksekutif. Ini adalah peran yang sangat strategis untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah selalu berpihak pada rakyat," tegasnya.
Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap masa depan Pangandaran, Tedi optimis bahwa keputusan ini akan membuka jalan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. "Negara yang besar adalah negara yang mampu mengelola perbedaan dengan harmoni. Dan Pangandaran memiliki potensi besar untuk itu," pungkasnya.(AS) **
0 Comments