PADA tayangan youtube-nya hari Sabtu 21 Oktober 2023, Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang akrab dengan sebutan “Bapa Aing” ini mengulas pasangan capres-cawapres, karena Prabowo Subianto yang dibesut Partai Gerindra belum punya pasangan untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. Inti dari tayangan di channel youtube-nya,KDM sangat setuju bila capres Prabowo Subianto bisa berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya. Kenapa demikian?
Sebelum mengupas pasangan Prabowo – Gibran, bahwa KDM adalah pengagum sosok jenderal bintang tiga tersebut, sejak dirinya masih berstatus mahasiswa.”Salah satu kekaguman saya pada Pak Prabowo Subianto, karena beliau bisa membangun kekuatan militer Indonesia dengan baik memimpin Koppasus dan tanpa kita mengesampingkan pimpinan yang lain pasti semua dicintai anggotanya. Namun, Pak Prabowo seorang pemimpin TNI yang begitu dicintai oleh anak buahnya. Boleh tanya deh ke jajaran Kappasus di Batujajar Bandung yang loyal ke beliau, para pensiunan, karena kepemimpinannya mengesankan dan bengitu mencintai anak buahnya. Nah, bagaimana seorang Prabowo Subianto sangat dikenang mantan anak buahnya sampai mereka pensiun sekalipun, karena beliau tidak pernah makan hasil keringat anak buahnya. Bahkan selalu menambah dan juga mensejahteran anak buahnya.”ungkapnya
KDM pun kemudian bercerita soal Prabowo Subianto. Kedua, mungkin kita belum tentu bisa hidup seberatnya Prabowo Subianto, saya saja belum tentu bisa. “Ketika reformasi, dan tentunya sebelum reformasi, Pak Prabowo sangat dekat dengan tokoh tokoh reformasi lho.Tokoh reformasi waktu itu, misalnya Amin Rais, cendikiawannya ada Cak Nun (Nurholis Majid), Cak Nun MH Ainun Najib Kiyai Kanjeng, Gus Dur (KH Abdurahman Wahid), Fadli Zon, Fahri Hamzah dan sejumlah tokoh pergerakan lainnya. Anda bayangin, ketika itu Pak Prabowo begitu sangat dekat dengan mereka, kemudian diperintahkan untuk menculik para aktivis. Pak Prabowo tidak menculik dalam artian diculik kemudian hilang nyawanya. Itu tidak demikian. Justru mereka diculik untuk diamankan dan dikembalikan dalam keadaan sehat sehingga para aktivis itu pun menjadi sahabat baiknya beliau. Salah seorang di antaranya Wakil Ketua Komisi III DPR RI yakni almarhum Desmond Junaidi Mahesa, SH. MH. lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, adalah seorang aktivis yang kemudian menjadi politisi dari Partai Gerindra, ada Haryanto Tasman yang anaknya menjadi anggota DPR RI,”katanya
Lanjut KDM,Prabowo dekat dengan para tokoh reformasi dan aktivis, diperintahkan untuk menculik mereka. Sebagai TNI, dia jalankan tugasnya, tetapi orangnya diselamatkan. “Ketika reformasi terjadi, dekat dengan para aktivis, Presiden Soeharto jatuh dan oleh keluarga Cendana Pak Prabowo justru dituduh sebagai orang yang bekerja sama dengan tokoh tokoh reformasi dituduh untuk menggulingkan Pak Harto, yang akhirnya terjadilah perpisahan sebuah keluarga yang utuh, harmonis penuh dengan cinta, tiba tiba berpisah hanya karena kondisi politik. Pak BJ Habibie jadilah Presiden Indonesia. Karena situasi dan kondisi semakin terkendali dan aman, ibukota Jakarta sudah Kembali nyaman, Pak Prabowo ingin menghadap presiden, apa yang didapat yakni tuduhan dia akan melakukan kudeta terhadap presiden. Jadi, disini dituduh membuat Gerakan reformasi yang melahirkan turunnya Presiden Soeharto diganti oleh presiden baru, Wakil Presiden BJ Habibie jadi Presiden, justru Prabowo dituduh akan melakukan kudeta. Setelah itu, dia diberhentikan dengan tuduhan penculikan aktivis dan akhirnya. Bagaimana perasaan kita jika seperti beliau? Hidup ini pastinya habis, hancur….!!! Saya salut terhadap sikap dan kepribadian beliau yang tetap mampu berdiri dan tidak frustasi,”paparnya
Dalam kondisi seperti itu, karena Prabowo Subianto dekat dengan salah seorang pangeran Yordania, pergilah ke Yordania dan tinggal di negara sana. Tapi spirit untuk balik ke negerinya sangat kuat dan kembali ke tanah air mendirikan Partai Gerindra. “Saya ingin bercerita, apa sih yang ada di dalam pikiran Pak Prabowo yakni kegelisahan terhadap bangsa dan negara. Beliau ingin negara (Indonesia) ini menjadi mandiri, misalnya mengelola sumber daya alam yang tidak dijual dalam bentuk bahan mentah, melainkan dijual dalam bentuk bahan baku apalagi bahan jadi. Negara kita punya nikel, tetapi dijualnya bahan mentah, boksit dan lainnya yang dijual dalam bentuk bahan mentah. Jika menjual dalam bentuk bahan mentah, maka yang menikmati keuntungan adalah negara negara lain. Ide dasar beliau harus menjual bahan sudah jadi, misalnya negara kita harus bikin mobil sendiri, idenya kan sama dengan BJ Habibie yang ingin membuat pesawat terbang sendiri. Sejak beliau jadi Menhan, sekarang Indonesia sudah bisa membuat kapal laut sendiri, memiliki industry pertahanan sendiri, lahirlah Maung. Ide hilirisasi ini hasil kekayaan alam tidak boleh dijual dalam bentuk bahan mentah, ini sama yang dilakukan Presiden Jokowi sekarang, maka dia dukung Pak Jokowi. Hilirisasi agar melahirkan apa? Keadilan agar orang orang miskin terobato, mendapat makan yang cukup, rumah yang layak huni, anak anak Indonesia agar bisa sekolah tinggi meski tidak punya biaya. Ingat lho, Pak Prabowo itu di Universitas Pertahanan di-GRATIS-kan, dimana mahasiswa yang ber IQ tinggi meski berasal dari anak tukang bubur, anak tuksng becak dan lainnya. Semua gratis….!!! Lahirlah orang orang hebat Dan ingat lho, di antara kita yang ngomongin apa saja yang tinggi tinggi, justru Universitas Pertahanan yang beresin air melalui Kemenhan, air orang Gunung Kidul, orang NTT yang tidak punya air sekarang punya air dan di berbagai tempat lainnya.”jelasnya
Apa yang menjadi kegelisahan capres Prabowo Subuanto, menurut Kang Dedi Mulyadi, beliau gelisah kalua bangsanya direndahkan oleh bangsa lain. Bangs akita sudah bisa bikin pesawat terbang, kapal laut, mobil , keren dong….Siapa sih yang suka merendahkan kemampuan bangsa kita sendiri, di negara kita sendiri yang ngomongnya seolah olah paling nasionalis, paling NKRI. Tapi keluar negeri,eh nolak hilirisasi, pengennya jual bahan mentah biar dapat perlindungan dari bangsa lain disebut orang yang berpihak kepada kepentingan dunia internasional. Ada banyak lho tokoh di Indonesia yang begitu.
“Nah, bicara persoalan hari ini, pastinya Pak Jokowi juga apa sih yang menjadi kegelisahan dirinya ingin pembangunan yang dia tata ini berkesinambungan; tidak mati di tengah, tidak dipotong bertengah dan orangnya berkomitmen untuk memimpin bangsa ini, maka bikin opsi capres-cawapres yang akan tampil di Pilpres 2024 mendatang. Tapi seluruh opsi Pak Jokowi itu tidak bisa terealisasi.”
Pada akhirnya hari ini (Sabtu 21 Oktober 2023), lanjut KDM, masuklah pada opsi kita Pak Prabowo Subianto akan berpasangan dengan siapa ? “Ya, partai partai sudah mengumumkan pasangan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Jokowi.”Pasti orang ngomong, ini Politik Dinasty….!!! Ini kepentingan Jokowi dan keluarga….!! Kalau menurut saya, ini belum tentu, bisa jadi tidak itu. Karena bisa saja kalua politik public dibuat sebuah scenario seolah olah, ini ada yang paling penting, ini untuk kepentingan bangsa.Anda tidak tahu. Saya pakai logika sederhana, Pak Probowo maju jadi presiden, partainya sendiri, tidak ada yang mengendalikan dan biayanya saya yakin beliau punya uang.Kepentingan pribadinya, gak ada.Anaknya Cuma satu sudah mandiri menjadi desainer interiornya mobil BMW, tidak ikut politik.Kepentingan pribadinya apa ? Kepentingan beliau hanya kepentingan ingin mewakafkan dirinya bagi bangsa. Artinya, pada diri Prabowo hanya ada Prabowo Subianto, tidak ada yang lain. Nah, sekarang Gibran Rakabuming Raka, di belakangkan siapa ? Adalah Jokowi, anda mau ragu terhadap kemampuannya, menejerialnya, keberpihakannya, kepada bangsanya, terhadap menata masa depannya. Fair, anda mau meragukan kemampuan Jokowi yang 80% public Indonesia puas koq terhadap kinerjanya.Nah,yang tidak menyukai Jokowi, siapa sih? Ya,paling hanya yang memiliki basic ketidakpuasan persoalan isu-isu SARA. Nah, hari ini yang tidak yang marah pada dia, siapa lagi kalua bukan mitra koalisi atau mitra kongsinya. Kenapa tidak puas sama Jokowi, karena dia tidak bisa mendukung apa yang diharapkan menjadi pasangannya, dia tidak bisa menjadi mitra koalisi untuk mendukung calonnya. Jadi, marahnya Cuma itu koq…! Karena marahnya cuma itu yang dicari yang lain lain salahnya, nanti akan begitu. Biasalah itu mah politik. Pertanyaannya adalah kalau yang di pasangan lain (saya gak usah nyebutin) capresnya A di belakangnya siapa? Apakah yakin yang di belakangnya itu memiliki spirit yang sama dengan Pak Prabowo Subianto? Tidak memikirkan kepentingan dirinya,saya piker tidak…Terus kemudian calon presiden tidak memiliki uang berasal dari masyarakat biasa tidak punya apapun, apa benar kalua nyalon presiden itu tidak memakai biaya, apa benar kesana kemari naik pesawat tiketnya tidak bayar, apa benar konsolidasi massa dan massanya digerakan tidak pakai transport, tidak pakai nasi dus, apa benar bikin kaos itu gratis, apa benar mauk hotel ngumpulin orang kemudian di hotel itu tidak dibayar, apa benar keliling kemana mana group kesenian dan senimannya tidak dikasih ongkos. Semuanya itu kan pakai uang. Apa benar nanti saksi bebas tanpa biaya di seluruh Indonesia dengan jumlah puluhan milyar hingga ratuasan milyar harus pakai biaya. Pertanyaannya, biayanya itu berasal dari mana? Ya,pasti dari para sponsor….! Sponsor kepentingannya apa? Ya, kepentingannya proyek, izin hutan, izin penambangan, izin perkebunan dan banyak kepentingan lainnya. Kemudian capres satu lagi, siapa di belakangnya? Pasti ada sponsor di belakangnya itu yang bermain. Pak Prabowo tidak ada sponsor di belakangnya.”ungkap KDM
Bapa Aing pun bicara soal wakil presiden yang bakal mendampingi Prabowo Subianto. “Kita ini depat persoalan calon wakil presiden seolah olah wakil presiden memiliki peran yang sangat strategik, apa benar. Kalau menurut saya, peran wakil presiden ini. Namanya wakil, itu kalua terlalu pintar, jalan sendiri…orang menyebutnya offset, overlave…dianggap nanti benturan sama yang diwakilinya.Ribut…! Kemudian kalua wskil ini mengganggu kepentingan calon presidennya, nanti jadi masalah juga. Intinya, sehebat apapun wakil tidak bisa mengambil keputusan, tidak punya kebijakan. Semuanya tunduk patuh apa yang ditetapkan oleh presiden.Wakil presiden tidak bisa mengangkat Jaksa Agung, Hakim Agung, dan lainnya. Wakil presiden ini sebatas melaksanakan tugas tugas yang diberikan oleh presiden. Nih buktinya, kalau bicara bahwa wakil sangat diperlukan yakni Ketika perjalanan nyalon untuk menambah suara, untuk membangun brand bahwa dia adalah tokoh yang baik. Itu saja sih. Setelah jadi nanti di periode yang kedua, belum tentu, biasanya periode yang kedua memilih calon wakilnya yang lebih lemah, lebih nurut, lebih patuh…Ya, biasanya begitu. Termasuk kepentingan partai politik pendukungnya. Cerita Mahmud MD, dulu sudah pakai baju, kemudian tidak jadi karena di lingkarannya menginginkan wakil yang sekarang, KH Ma’ruf Amin.Kalau mau, dulu donk dipakai….kalau yang dilingkarannya setuju. Juga saat presidennya Pak SBY.’
“Jadi, kita ini rebut soal wakil (presiden), harusnya biasa saja. Karena yang paling penting, yakni ada di calon presidennya. Dan di calon presidennya belum tentu juga bahwa kekuatan itu full, calon presiden itu mandiri. Ya, kalua calon presiden di belakangnya, sponsor banyak atau yang mengumbangnya banyak, banyak ngantri, pasti dia nanti ngikuti para penyumbang itu. Sebenarnya itu logislah kit aini ngomong tidak usaha terlalu tinggi tinggi atau terlalu ideal ideal, faktanya politik ya seperti itu., Karena saya juga mengalami politik seperti itu. Nah, untuk itu kan.Gimana hari ini Pak Prabowo ngambil berdasarkan usulan partai partai, kita Bersama Mas Gibran, y akita terima donk, kita support, minimal anak muda. Ada yang bilang, katanya Pak Prabowo ketuaan, dikasih wakil masih muda dikritik kemudaan.Aneh-aneh saja…..Bagaimana prestasinya Mas Gibran? Begini deh, kalau wakil kan tidak usah ngomong prestasi prestasi juga. Apalagi Mas Gibran itu punya pengalaman sebagai Walikota Solo. Bagaimana kepemimpinan Walikota Solo-nya, cob akita tanya sama orang Solo. Kalau saya katakana, kepemimpinan Mas Gibran sebagai Walikota Solo itu sangat bagus. Kita kan tahu, Mas Gibran itu anak Presiden Jokowi. Coba deh anak presiden, jangankan anak presiden, anak gubernur, anak bupati, anak walikota saja…yang lain gayanya gagah gagah,pakai mobilnya bagus-bagus dan sikapnya yang sok. Tapi, lihatlah Mas Gibran, walikota anaknya presiden, tapi sikapnya sangat bersahaja, gayanya pun gaya orang Solo, punya dialek kebudayaan yang sangat baik,sifatnya santun. Bela rakyat lho….! Salah satu apa yang saya kagumi waktu itu, ada oknum Paspampres yang menampar warganya, dia marah karena dia tidak terima warganya dipukul oleh oknum Paspampres. Ini sikap keberpihakan. Jadi,kalua bicara genetic, Pak Jokowi kepemimpinan baik, ini juga memiliki genetic kepemimpinan yang sangat baik. Pak Jokowi kepemimpinan berhasil, ini memiliki genetic kepemimpinan yang sangat berhasil. In ikan fakta yang terjadi. Kalau anda tidak berkenan, gak usah rebut, gak usah repot repot. Ya sudah. Kata orang Sunda mah Wantun Galeuh Teu Wantun Geuleuh. Artinya apa,kalau berani beli, kalua tidak berani jangan benci.”papar KDM
Sebelum mengakhiri tayanyan di channel youtube-nya, Kang Dedi Mulyadi berujar, “Mari kita cerita tentang program calon kita masing-masing, kita cerita tentang keunggulan pasangannya masing-masing, kita cerita tentang visi yang dimiliki calon kita masing masing, gak usah sibuk ngomentarin orang. Apalagi sampai marah marah. “Kenapa sih mereka marah banget? Ya karena dianggap mengganggu terhadap kepentingan salah satu pasangan calon, terutama akan mengganggu elektabilitasnya, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kemenangannya. Kenapa ? Karena Mas Gibran punya potensi untuk dipilih dengan baik, karena orangnya mumpuni, karena orangnya menarik, karena orangnya cool, orangnya santun,memiliki karakter kebudayaan Jawa yang sangat baik. Karena di aitu baik sehingga menjadi cemas pasangan yang lain.Ya, kalau anda merasa Mas Gibran misalnya dianggap anak kemarin sore, anda gak ngerti apa apa,gak punya kemampuan apa apa, Anda jangan panik.Jika anda panik berarti anda khawatir terhadap Mas Gibran dan khawatir juga terhadap bapaknya: Pak Jokowi,”pungkas politisi Partai Gerindra ini.( REDI MULYADI)***
0 Comments