DPRD OKU Selatan

DPRD OKU Selatan
Marhaban Yaa Ramadhan

Mantan Panglima Besar NII Hadir di Acara Pertemuan FS3 dan Bahas Paham Radikalisme Jelang Tahun Politik 2024


Kota Tasikmalaya, LHI
---Walaupun tidak berpolitik, Forum Silaturahmi Sunda Sabuana (FS3) pun membahas masalah politik juga, karena menjelang tahun politik 2024 yang akan digelarnya Pilkada hingga Pilpres.

            “Keluarga besar FS3 tidak berpolitik. Siapapun pemimpinnya nanti tidak ada masalah. Persoalannya, menjelang pelaksaanaan Pilpres 2024 mendatang, suhu politik makin panas dibandingkan pada pilpres pilpres sebelumnya. Bukan hanya suhu politik yang makin panas, tapi juga ancaman lain dari dampak Pilpres tersebut, diantaranya munculnya aksi demo besaran dengan diwarnai radikalisme , terjadinya kerusuhan dan lainnya sehingga akan mengancam keutuhan NKRI,”ungkap Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Charliyan,MPKN mantan Kapolda Jawa Barat disampaikan kepada jajaran pengurus pada rapat terbatas di kediamannya pada Selasa malam (18/10/2022).

            Kondisi itulah, menurut Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan, FS3 mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai persoalan di masyarakat, terutama kaitannya dengan ancaman terhadap eksistensi seni budaya Nusantara khususnya Sunda, hingga situasi dan kondisi perpolitikan Indonesia hingga selesainya Pilpres 2024 yang sangat mengkhawatirkan.

            Hal menarik pada pertemuan tersebut dengan hadirnya mantan  Panglima Besar NII Abu Yasir yang secara gamblang memberikan paparan mengenai radikalisme  dari sayap kiri dan sayap kanan yang akan mengacaukan situasi dan kondisi perpolitikan Indonesia jelang “tahun politik” Pilpres 2024 mendatang, bahkan akan mengganggu keutuhan NKRI. “Saya sengaja mengundang Abu Yasir untuk memberikan pemaparan mengenai keberadaan NII dan paham radikal lainnya yang akan mengacaukan negara kita, terutama pada Pilpres 2024 mendatang,”jelas mantan Kadiv Humas Polri ini.

            Sementara itu, Abu Yasir selaku mantan Panglima Besar NII menyatakan bahwa dia telah lama keluar dari NII, tepatnya pada tahun 2001 atau dua puluh satu  tahun lalu. Dia sudah kembali ke pangkuan NKRI bersama dengan 170.000 bawahannya saat itu.

“Kami sudah keluar dari tahun 2001 bersama dengan personil dan simpatisan saya sebanyak 170.000 orang. Kemudian dari 170.000 orang tersebut terbagi menjadi 3 golongan, golongan pertama adalah yang sudah tidak mau tahu lagi akan NII bahkan NKRI, kini mereka hanya mementingkan bagaimana cara mereka mengisi perut untuk hari ini dan esok hari. golongan kedua yang masih memiliki ideologi radikal, bahkan sebagian sudah menjurus ke terorisme dan ada yang bergabung dengan NII, JI, bahkan ISIS. Sementara itu golongan ketiga adalah yang sudah kembali ke pelukan ibu pertiwi, sudah rahmatan lil alamin, dan sekarang ikut memikirkan  bagaimana cara mempertahankan NKRI bersama saya dan rekan.” ungkap Abu Yasir eks Panglima Besar NII.

 Yasir “turun gunung” mengajak masyarakat Indonesia untuk mewaspadai gerakan NII yang jumlahnya saat ini terus meningkat dan tersebar luas di berbagai lini, karena mereka punya agenda besar tahun 2024 mendatang dan mereka menggalang kekuatan Bersama kaum radikalisme. “Tujuan gerakan NII bersama kaum radikalis itu sangat jelas, yakni ingin menghancurkan keutuhan NKRI, dan waktu yang dianggap tepat pada tahun 2024 bersamaan dengan agenda Pilpres. Ini yang patut kita waspadai dan harus kita perangi sejak dini. Jangan sampai negara kita dijadikan semacam Suriah, Yaman dan negara lainnya yang hancur berkeping keeping.”paparnya.


Abu Yasir mengatakan, bahwa kita harus bergerak bersama menumpas sisa sisa NII, yang kini jumlahnya sangat banyak, dari data yang sebelumnya hanya 1 juta, kemudian tahun kemarin 2juta, dan  kini anggota NII yang tersebar di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 5 juta orang. Ini ditambah lagi dengan yang terpapar param radikalisme yang jumlahnya jauh lebih besar, diperkirakan sekitar 30 juta. ” Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, terlebih lagi dari laporan intelejen bahwa tahun 2024 sudah ada agenda internasional dimana agenda tersebut untuk menghancurkan NKRI, dan ingin membuat NKRI seperti Suriah, Irak, Palestina saat ini. Kita harus bersatu jika ingin melawan rencana tersebut.”

Dia menambahkan “Jika kita masih mencintai NKRI, dan masih menginginkan NKRI tetap berdiri sebagai bangsa dan negara yang utuh dan berdaulat, mari kita satukan seluruh komponen kekuatan kita, baik suku, ras, agama, moril maupun materil, untuk bersama-sama melawan mereka yang mengusung faham radikalisme dan intoleransi, “katanya

Abu Yasir mengungkapkan “Kami siap hadirkan ribuan orang yang siap membantu NKRI, terutama memerangi kaum intoleransi, radikalisme dan terorisme. Juga NII,JI, ISIS, Wahabiesme dan lainnya, Kami juga mengajak kepada seluruh mantan anggota NII berjumlah 80.000 orang yang tersebar di pelosok tanah air untuk bersama sama berjuang membela NKRI. Berkorban hidup dan mati untuk NKRI.”pungkasnya.( )***

 

Post a Comment

0 Comments