Bandung,LHI--- Pada pertengahan bulan Mei ini, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H Anton Charliyan,MPKN yang juga tokoh Sunda ini telah meresmikan sebuah pesantren yang punya kharaktristik , sangat khas dan unik, yakni Pesantren Mukhul Ibadah Kadaun Seureuh seluas 2 hektar di wilayah Banjaran Bandung.
kenapa dikatakan sangat khas? karena mulai dari model bangunan, kurikulum, tata cara berpakaian serta adat dan tradisinya lebih khusus, yakni mensinergikan antara nilai-nilai religius Islami, budaya dan nasionalalis cinta tanah air dengan sangat nyata.
Sebagai contoh mulai dari Bangunan pesantren terlihat perpaduan antara gaya Mesjid Nabawi dengan model Mesjid Cipta Rasa Cirebon peninggalan Syech Sunan Syarif Hidayatullah atau Mesjid Sunan Kudus yang berbentuk gerbang candi dengan rumah-rumah panggung adat Nusantara. Pakaian santrinya memakai iket dan pangsi, serta di lingkungan pesantren terlihat symbol-simbol merah putih mewarnai lingkungan Ponpes.
Anton Charliyan yang tercatat masih merupakan keluarga besar Ponpes Suryalaya Tasikmalaya, dalam sambutanya mengatakan bahwa ,berdirinya pesantren ini merupakan salah satu solusi untuk bisa berkontribusi dalam rangka memecahkan persoalan bangsa, dimana saat ini nilai-nilai budaya & nasionalis sedang dibenturkan dengan pemaham nilai-nilai agamis yang salah kaprah, sehingga menyebabkan masyarakat menjadi resah, bingung dan terpecah belah, sehingga jika tetap dibiarkan akan mengarah pada disintegrasi bangsa.
“Maka dengan lahirnya model model pesantrena yang lebih konsen mengkhususkan diri kearahan kurikulum pembelajaran nilai budaya dan nasionalis sebagai penguat utama nilai nilai religius keagamaan, yang memang menjadi pondasi dasar sebuah pesantren, merupakan langkah cerdas dari para ulama, kiayi , ustad, habaib & tokoh agama yang masih berjiwa nasionalis hizbul waton minal iman , untuk ikut membentengi bangsa dan negara dari kepentingan-kepentingan politik yang sering menjual agama untuk membodohi masyarakat awam.”ujarnya
Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan mengatakan, pesantren model ini mungkin yang peratama kali berdiri di Jawa Barat ,bahkan tidak menutup kemungkinan yang pertama di Indonesia. Diharapkan dengan berdirinya pesantren model ini akan bisa diikuti oleh para ulama, tokoh agama, tokoh budaya dan tokoh nasionalis, untuk membangun sebanyak-sebanyaknya ponpes serupa , dalam rangka ikut menjaga NKRI dengan nyata, sekali lagi ikut menjaga NKRI dengan nyata , dari rongrongan kelompok kelompok yang saat ini kita ketahui bersama senantiasa berusaha untuk menghancurkan dan ingin mengganti tatanan Negara kita yang berdasarkan Pancasila dengan iedologi yang berkedok agamis.
“Untuk itu mohon dukungan penuh dari semua fihak, terutama tokoh agama, tokoh politik, para pengusaha, cendikiawan dll, khususnya dari aparatur pemerintah. “jelas mantan Kadiv Humas Polri ini menutup sambutanya.
Sementara tanggapan dari Habib Haidar Alwi tokoh anti intoleransi menambahkan : " Model-model pesantren seperti ini harus jadi cikal bakal ponpes berbasis budaya , dan harus dikembangkan di seluruh penjuru tanah air untuk menyelamatkan NKRI dari pengaruh intoleransi dan radikalisme."tuturnya
Adapun jajaran para pengasuh ponpes ini dipimpin oleh KH Syaiful Kholiq dari Lirboyo jatim, Al Habib Muhammad Iqbal Alayidrus, kemudian yang termasuk jajaran Penasihat & Pembina al : Habib Umar Assegaf, Kh Bobon Suryalaya, KH Abu Yasir dll
Pesantren ini memang khusus dibangun untuk menjawab tantangan bangsa saat ini yang dirasakan makin turunnya jiwa nasionalisme & cinta tanah air dikalangan generasi muda, terutama menjelang tahun tahun panas 2024 kedepan.
Sementara yg termasuk dalam jajaran penggagas awal berdirinya pesantren ini al : Abah H Anton sendiri, KH Habib Khaidar Alwi, HM Samuel Lalengko serta pengurus inti pesantren sebagamana disebut diatas tadi. Hadir dalam peresmian acara tsb al : Camat Banjaran mewakili Bupati Bandung , Kapolsek, Danramil, Ketua MUI Banjaran, Ketum Laskar Siliwangi HM Samuel Lalengko, para tokoh agama dan budaya di wilayah Jabar. Acara berlangsung tertib , khidmat dan meriah, acara berikutnya dilanjutkan dengan pagelaran wayang dari Padepokan Giri Harja yang sudah sangat populer di Tatar Sunda.(REDI MULYADI)***
0 Comments