Banjar, LHI
Acara silaturahmi forum pemekaran Kota Banjar sepi dari
pemberitaan mass media, ada apa? Kegiatan yang dilaksanakan oleh FPSKB dihelat di
Situ Mustika Banjar Hari Jumat (25/2). Di hadiri oleh hampir seluruh pejabat
Forkompimda beserta OPD, Unsur Pimpinan DPRD dan anggota DPRD Kota Banjar serta
beberapa tokoh masyarakat peduli Kota Banjar dan tamu undangan.
Dari pantauan LHI, media yang hadir meliputpun tampak
sedikit begitu pula kepanitiaan FPSKB yang enggan memberikan stetament terkait
pelaksanaan kegiatan tersebut. LHI berhasil mengkonfirmasi tanggapan secara
personal Tokoh Banjar Teteng Kusjiadi, SH dan Ir. Soedrajat Argadiredja yang
mana keduanya selalu aktif memberikan sumbangsi yang positif dan produktif kepada
keberlangsungan Kota Banjar.
Atas sepinya pemberitaan hasil dari kegiatan tersebut, Atet
Handiyana Juliandri Sihombing, SH yang kini tengah popular menghangat banyak di
bicarakan oleh berbagai lapisan masyarakat Kota Banjar atas ketegasan dirinya
untuk maju di Pilkada Banjar 2024 “Untuk Banjar Satu”. Ia memberikan tanggapan
terusan atas munculnya satu pemberitaan terkait acara Forum Pemekaran Kota
Banjar.
Atet Handiyana seorang pengusaha muda sukses asli Langensari Kota Banjar mengungkapkan untuk Banjar WaterPark, ia mempertanyakan kenapa tidak dibuat secepatnya kerjasama dengan pihak swasta atau di BOT kan?
“BWP, kenapa ngak dibuat kerjasama dengan swasta atau di BOT
kan dengan swasta atau beberapa opsi semisal harus dibangun hotel oleh pihak
ketiga minimal bintang 3. Bisa juga dibuat Mall di area sekitarnya karena dengan
luas lahan segitu masih memungkinkan untuk dibuat hotel beberapa lantai
sehingga terwujudnya kebersinambungan satu sama lain menjadi kawasan ekonomi
produktf. Pemkot Banjar benar adanya harus GERCEP alias gerak cepat di situasi
sulit seperti ini dengan membuka diri lebar-lebar. Belum lagi atas pembangunan
tol Bandung Ciamis Pangandaran, mana makna sinergi dan kolaborasi itu? Jangan hanya
sebatas slogan dan wacana saja, ini justru harus dibuktikan bersama-sama semua
pihak yang benar-benar peduli kepada Kota Banjar”. Urai Atet Handiyana
Atet menambahkan, adapaun untuk para pelaku UMKM Banjar, wajib
dibuatkan sebuah pusat oleh-oleh yang kemudia bisa menggandeng pihak ketiga (Investor)
dengan membuka pusat oleh-oleh khas Kota Banjar. Adapun untuk pengembbangan kawasan ekonomi
lainnya pihak ketiga bisa membangun resto semisal di wilayah Randegan yang
syarat merupakan Jalan lajur Nasional dkerap dilewati orang dari berbagai
lintas provinsi bahan luar pulau Jawa. Selebihnya
nanti Pemkot Banjar bisa melobi perusahaan Bis atau travel agar bisa berhenti
di lokasi tersebut guna menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan.
Atet mengamati perjalanan Kota Banjar dari waktu ke waktu
hingga kini menginjakan usianya ke-19 Tahun berstatus sebagai Pemkot Banjar. Pada
akhirnya kebanyakan orang menyebut Kota Banjar adalah kota yang penuh wacana
dan terlalu banyak bermimpi.
“Saya tidak menyalahkan sekarang kebanyakan orang berkata ‘Kota
Banjar adalah Kota penuh Wacana’ jujur sangat sedih mendengarnya, saya peduli kepada Banjar dan saya juga
harus mengakui hal tersebut adalah fakta adanya. Perekonomian yang malah
ngedrop akibat sulitnya lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan tidak ada
diakibatkan tidak adanya para Investor yang masuk yang disadari dan tanpa
disadari ini memunculkan tanda Tanya dan tanda kutif, Kenapa Banjar? Kini
saatnya melakukan segala perubahan bersolusi demi perbaikan semua sektor di
Kota Banjar. Sepakat kita bersama untuk tidak menyalahkan karena masa kini dan
masa depan harus lebih baik dan harus jelas satu titik yang kita tuju untuk
membangkitkan dan memajukan semua masyarakat Kota Banjar tanpa terkecuali”.
Kata Atet Handiyana.
0 Comments