Kota Tasikmalaya,LHI
Beberapa hari terakhir ini, ramai di medsos adanya beras berkerikil di daerah Lebak Banten, dan sebagian wilayah Tasikmalaya yang merupakan bantuan PPKM dari pemerintah melalui Bulog yang didistribusikan oleh PT Pos Indonesia (Pos Giro), sampai sampai Men Kesra turun tangan sidak mengecek kebenaran berita tsb, yang memang benar hal tsb ada dan terjadi.
Namun setelah ditelusuri dan dianalisis kenapa hal tsb terjadi, dikarenakan beras tersebut ketika pengangkutan kena air dan atau memang terlalu lama disimpan di gudang sehingga terjadi kerusakan. Karena gudang-gudang beras yang ada saat ini belum mempunyai gudang yang betul-betul khusus standar untuk menyimpan beras, sehingga wajar saja bila terjadi kerusakan di lapangan. Itupun jumlahnya tidak banyak, hanya beberapa karung saja dari ratusan bahkan ribuan ton yang didistribusikan..
Setelah beredarnya kejadian tersebut di medsos, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Charliyan,MPKN pun tidak berpangku pangan dan langsung membentuk tim investigasi yang terdiri dari beberapa LSM untuk turun ke lapangan. “Hasil investigasi tim kami, memang benar hal tsb ada dan terjadi. Namun ternyata, jumlahnya tidak banyak, hanya beberapa karung saja dari ratusan bahkan ribuan ton yang didistribusikan.”ujarnya
Berdasarkan hasil investigasi tim LSM, lanjut Anton Charliyan, maka hal tersebut bukan merupakan suatu kesengajaan yang dilakukan pemerintah cq Bulog, untuk membagi-bagikan beras berkerikil yang tidak layak dikonsumsi. Tapi hanya merupakan kesalahan teknis kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan.
“Pembagian beras ini pun tujuanya justru untuk meringankan dan membantu beban masyarakat yang terdampak pandemi covid secara ekonomi, yang dibagikan secara gratis. Keterangan dari Bulog kepada kami, apabila ada yang tidak layak dikonsumsi pun, saat itu juga dijamin pemerintah ,boleh diganti dan ditukar dengan beras yang bagus.Jadi sebetulnya tidak ada masalah sama sekali. “katanya.
Anton Charliyan menambahkan, adapun menurut pengamatan dan analisis kami secara pribadi, justru orang orang yang mencoba membuat viral berita ini di medsos hanyalah kelompok kelom tertentu yang hanya ingin memojokkan pemerintah dengan segala cara di setiap kebijakan yang dibuat pemerintah sekecil apapun, dimana salah satu contohnya masalah distribusi beras berkerikil ini. “Menurut kami ,mereka ini sebetulnya hanya ingin mempolitisir masalah kecil untuk mempermalukan dan mendeskriditkan Pemerintah.yang mana bila dikaji dengan akal yang waras, mereka yang nyinyir ini hanya mempermasalahkan masalah, yang bukan masalah Karena masalah seperti ini gampang sekali solusinya. Ya, tinggal ditukar saja. Dan sekali lagi, hal ini bukan suatu kesengajaan yang dibuat oleh oknum oknum ataupun satu institusi secara sistematik. Buktinya hanya beberapa buah atau paling hanya puluhan karung saja yang tidak layak karena kerusakan saat penyimpanan atau pengangkutan. Jadi sangat tidak tepat siapapun untuk bersikap nyinyir apalagi sampai memblow up yang terkesan mempolitisir mendeskreditkan pemerintah yang saat ini sedang berdarah-darah berusaha menangani Covid 19 dengan segala cara. Yang sekayaknya kita semua jangan hanya jadi penonton saja, tapi seyogianya bersama-sama singsingkan lengan baju untuk turut membantunya, karena masalah covid ini tidak mungkin pemerintah mampu menanganinya sendiri, tapi seluruh komponen masyarakat harus turut serta membantunya. Masalah ini pun bukan hanya sekedar urusan kenegaraan belaka tapi merupakan masalah kemanusiaan yg harus jadi tanggung jawab kita semua.. “paparnya
Mantan Kadiv Humas Polri ini menuturkan, “Kami rasa disaat pandemi ini bila kita merasa sbg sesama warga negara yang bijak. Hal ini tidak perlu terjadi...Justru disaat seperti ini saya jadi teringat kata kata bijak John F Kenedy, " Jangan bertanya apa yang bisa negara berikan kepadamu.Tapi bertanyalah apa yang bisa kamu berikan untuk negara mu???.." Lalu apa yang telah anda berikan disaat Covid ini ? Tidak perlu untuk negara, untuk lingkungan sekitarmu saja ?.. Jadi sangat tidak elok sekali bila saat ini kita membuat gaduh dan nyinyir, sementara kita tidak berbuat apa-apa…”pungkasnya. (REDI MULYADI)***
0 Comments