Lampung Utara,LHI
Tidak hanya adanya dugaan korupsi,
Proyek Peningkatan Irigasi Daerah Way Tulung Mas (BTM.0-BTM.6) yang berlokasi
di jalan raya irigasi Way Tulung Mas, Desa Cempaka Barat Kecamatan Sungkai Jaya
Kabupaten Lampung Utara, namun terkesan mempekerjakan tukang seperti masa
penjajahan.
Pasalnya
dari keterangan Tarmizi alias Joni, buruh (Tukang) yang bekerja diproyek
tersebut, Rabu 02/09/2020. Mengeluhkan akan sikap konsultan pengawas yang menuntut para pekerja untuk mengerjakan
cor slop sepanjang 100 meter dalam tempo satu hari. Keluh pekerja.
Mirisnya
lagi adukan semen cor slop itu menggunakan tenaga manual bukan memakai mesin molen,
"jika menggunakan mesin molen, mungkin kami mampu mengerjakannya,"
kata tukang.
Menurut
keterangan para pekerja, sepanjang 2 km telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 28.048.037.600.000,-
Sementara
itu, dari hasil investigasi yang dilakukan oleh awak media, ditemukan adanya
dugaan kejanggalan pelaksanaan pekerjaan. Proyek bernilai Milyaran yang
pengelolaan nya dibawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji -
Sekampung (BBWS-MS) tahun anggaran 2020.Terindikasi adanya upaya memperkaya
diri tanpa memacu spesifikasi sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia)
Proyek yang
sumber anggaranya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan
pelaksanaan kontraknya dilakukan oleh PT. PERMATA MAJU JAYA, dengan nomor
Kontrak : HK. 02.03 / KST.TMSNPTVSNPT - PJPAMS / IRA-1/1/ 2020. Dengan pagu
mencapai Rp 28.048.037.600.000,- (Dua puluh delapan milyar empat puluh
delapan tiga puluh tujuh enam ratus ribu
rupiah). beralamatkan komplek rukan permata senayan blok d6 lantai 2 jalan
tentara pelajar Rt/Rw 09/07 kebayoran lama, jakarta selatan- jakarta pusat
(Kota)-DKI jakarta.
Sedangkan
PT. Putra Ara Mandiri selaku Konsultan / Supervisi tidak diketahui alamat
ataupun pagu anggaran nya.
Dari
penusuran itu pula, patut diduga adanya kerugian negara serta melawan hukum
dalam pelaksanaanya yang dilakukan oleh pelaksana kontrak dan pihak-pihak yang
ikut andil pada proyek tersebut.
Indikasi
awal adanya penyimpangan dapat terlihat dari," Pasangan Beton yang
digunakan banyak yang mengalami kerusakan, seperti Tidak utuh dan Retak serta
tidak sesuai SNI dan penggunaan Besi Cor untuk Lantai Dasar tidak mengunakan hamparan pasir, padehal
seharusnya mengunakan hamparan pasir.
Tidak cukup
sampai disitu, penyimpangan kambali terjadi
pada pemasangan cor slop sebagai pondasi penahan beban beton, tidak dilakukan
penggalian terlebih dahulu asal tempel diatas tanah. Semestinya ada galian
tanah.
Sementara
itu, Rahman dan Tio selaku konsultan pengawas serta Sugeng pengawasnya dari BBWS-MS.
Terkesan menghindar dari awak media
dengan membawa motor menjauh dari lokasi pekerjaan. Hingga pukul 13 : 00 Wib,
tidak juga kunjung kembali kelokasi pekerjaan.
Ditempat
yang sama, Setiawan sopir pembawa alat berat menerangkan, kedua alat berat yang
digunakan pada pekerjaan itu, milik Sangaji warga Bandar Lampung, dipakai
dengan cara rental (sewa) perjam dan baru beroprasi selama 2 bulan ini.
Yang lebih
memprihatinkan lagi, nampak pemilik pekerjaan mengabaikan keselamatan bagi anak
- anak dan masyarakat sekitar dengan tidak adanya pagar pembatas pengaman pada
lokasi Posko kegiatan.
Saat kedua
kalinya disambangi, lagi - lagi tidak dapat menemukan konsultan pengawas, hanya
Agung perwakilan perusahaan pelaksana kontrak saja yang dijumpai.
Dia (Agung)
pun tidak bisa menjawab secara detail, "saya hanya bawahan terkait isi
buku tamu, telah saya sampaikan melalui group WhatsApp dan saya sudah
pertanyakan sampai 3 kali," jelasnya.
"Kalaupun
saya tanya lagi, engak enaklah, saya hanya bawahan," tukasnya.(NOP)***
0 Comments