Lampung
Tengah LHI
Ketua Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) diduga kuat sunat dana program percepatan
peningkatan tata guna irigasi (P3-TGAl) 2020,hari Rabu (01-06-2020).Pasalnya
dari informasi narasumber (x) yang juga warga sekitar kampung tersebut menjelaskan
di Kampung Nambah Dadi ada pekerjaan fisik tapi ketua P3A pekerjanya di tengah sawah,” infonya Rp.200.000.000
Mas, coba sampeyan gali bendahara tidak pegang dana anggaran dipegang ketua “ujarnya
nya
Berbekal
informasi dari sumber , anggota LSM GP RI, (Gempar Peduli Rakyat Indonesia)
melakukan investigasi pekerjaan tersebut nampak beberapa kejanggalan dari tahap
persiapan dan pemasangan material batu belah untuk pondasi si tidak sesuai
gambar; plaster, acian hanya dikuas saja lantai dasar yang tidak rapi papan
pekerjaan tidak terpasang dan prasasti
dari
data yang dihimpun seharusnya bila mengacu pada rencana anggaran belanja (RAB)
pembuatan P3-TGAI ada dua tipe tingginya 160 cm dan tinggi 200 cm tapi
kenyataannya nya berbeda, lantai dasar dengan tebal kurang 5 cm kemiringan
pondasi 75 cm dalam 20 cm, acian hanya di KUA saja terkesan terburu-buru
tingkat kerapihan tidak ada
Terpisah
(M) sekretaris sekaligus mandor pekerjaan swakelola tersebut dikonfirmasi di
kediamannya mengatakan kepada MEDIA LINTAS HUKUM INDONESIA
dan SUARALIDIK.COM pekerjaan tahap 1 70% itu kalau tidak salah Rp.120 jutaan
yang dicairkan ketua ketua dan bendahara untuk detailnya langsung saja tanya
ketua P3A karena kapasitas saya hanya sekretaris mas katanya
terpisah
ketua pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) (S) ditemui di Balai
Kampung Nambah Dadi menerangkan semua sesuai mekanisme yang dianjurkan TPM
anggaran 190 juta panjang pekerjaan 408 beli batu belah 5 kubik dalam satu rit
harganya Rp 1300,000(juta) untuk 22 ribu pasir ribu per mobil, semen 500 sak, Rp..55000
ribu dan tukang 15 orang ,untuk papan pekerjaan itu tidak dianjurkan dari pihak
TPM saja bilang tidak usah kalau juknis
saya tidak hafal terangnya
Di
tempat yang sama (G)bendahara P3A justru tidak selaras dengan keterangan ketua
harga batu belah Rp 1.400.000 (juta) per mobil, semen 325 harganya nya 57.000
persak dan harga pasir 600,000 per mobil kalau dana anggaran kami berdua yang
ambil tapi dana kadang saya pegang
kadang ketua yang pegang
Dari
keterangan ketua dan bendahara yang tidak sinkron membuat tanda tanya besar dan
hingga berita ini diturunkan kami LSM GPRI dan media belum dapat mengkonfirmasi
tim pendamping masyarakat (A) (TPM) bagaimana selanjutnya,(TIM/DEDY,)
0 Comments