Kota Dumai, LHI
Masyarakat yang berada
di Ring I PT IBP (Inti Benua Perkasatama) Kelurahan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai
Sembilan, tepatnya diwilayah RT 02, 03 dan 04 mengeluh terkait permasalahan
lingkungan yang diduga ditimbulkan oleh pabrik CPO (Crude Palm Oil) milik
perusahaan tersebut.PT IBP yang juga
memiliki pabrik di areal kawasan PT Pelindo I Cabang Dumai ini, terkesan kurang
peka terhadap keluhan masyarakat di Ring I.
Ketua LPMK Lubuk Gaung
Maznah ketika dikonfirmasi dikediamannya pada hari Rabu (10/06/2020) lalu
mengungkapkan kekecewaannya dengan pihak PT IBP yang sampai saat ini masih
belum menanggapi keluhan masyarakat.
Seperti yang pernah
diekspos salah satu media online di Kota Dumai, Maznah menyebutkan terkait
keluhan adanya dugaan aliran air tercemar yang menjadi sumber utama masyarakat
untuk MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) sampai saat ini belum ada penyelesaian dengan
tokoh masyarakat di Ring I perusahaan.
“Anehnya, semenjak
berita naik tiba-tiba kondisi air sedikit berubah warna. Dua hari yang lalu,
air parit yang biasa dipakai mayoritas masyarakat disini, hampir tidak bisa
dipergunakan,” cetus Maznah.
Maznah juga
menceritakan bahwa air parit yang menjadi sumber utama kebutuhan masyarakat
disini, hampir tidak layak digunakan. Dan mayoritas masyarakat yang bergantung
dengan sumber aliran air parit itu sebenarnya sudah lama dikeluhkan.Tetapi
belakangan ini, banyak masyarakat yang hampir mengeluh dengan kondisi air parit
saat ini.
“Air yang dipakai
tiba-tiba menimbulkan gatal-gatal dan saya sendiri merasakannya. Terpaksalah
sebagian masyarakat membeli air bersih,” ungkap Ketua LPMK Lubuk Gaung beberapa
periode tersebut.
Maznah juga
menambahkan, sampai saat ini pihak perusahaan tidak ada niat untuk membantu air
bersih kepada masyarakat di Ring I.
Lebih ironisnya lagi,
perusahaan yang sudah beroperasi lebih kurang sekitar 10 tahun ini belum ada
niat untuk menyalurkan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) berupa
air bersih kepada masyarakat.“Bisa dipastikan air disini tidak bisa dikonsumsi,
sedangkan tampungan air hujan hanya bisa untuk mencuci dan tidak bisa diminum.
"Seingat saya,
pihak perusahaan ada berjanji akan mensejahterakan warga Ring I saat kejadian
tumpahan CPO beberapa tahun yang lalu,”tukasnya.
Mariana, salah satu
warga yang tinggal di wilayah RT 04 juga mengungkapkan hal yang sama dimana
belakangan ini dirinya harus bersusah payah mencari sumber air bersih.“Kami tak
sanggup tiap hari membeli air bersih. Selama ini kami sudah tergantung dengan
air parit yang mengalir sebagai kebutuhan pokok sehari-hari,” curhat Mariana.
Ibu Rumah Tangga ini
juga sempat meneteskan air mata melihat kondisi tempat tinggalnya sekarang,
dimana pihak perusahaan belum memberikan tanggapan atas keluhan yang
disampaikan kepada awak media.
Minimnya respon pihak
perusahaan dengan kondisi masyarakat saat ini sebenarnya sudah dirasakan pasca
tumpahnya CPO milik PT IBP yang terjadi sekitar tahun 2014 lalu sehingga
kondisi air parit yang mengalir menjadi sumber kehidupan masyarakat diduga
sudah terkontaminasi dengan tidak ditemukan lagi ikan yang mampu hidup dialiran
air tersebut. (**TIM)
0 Comments