Meranti
LHI
Setelah sempat berhasil men-Zero kan kasus
Positif Covid-19 di Riau beberapa waktu lalu, kini seiring diberlakukannya
Status New Normal kasus Positif Covid-19 kembali melonjak dengan penambahan
pasien baru sebanyak 24 orang yang tersebar dibeberapa Kabupaten/Kota. Dan
Pemerintah Daerah berpendapat peningkatan jumlah kasus ini diprediksi akibat
masyarakat salah memahami tentang kondisi tatanan kehidupan baru (New Normal)
ditengah Pandemi Covid-19, yang mana meski diberi kelonggaran aktifitas namun
harus tetap mematuhi Protokol Kesehatan.
Hal itu terungkap dalam
Teleconfrence antara Gubernur Riau H. Syamsuar dengan Bupati dan Walikota
Se-Kabupaten/Kota di Riau yang membahas tentang ledakan kasus Covid-19 yang
terjadi di Riau saat ini, Senin malam (22/6/2020).
Hadir mendampingi
Gubernur, Wakil Gubernur H. Edy Natar, Kapolda Riau Irjend Pol. Agung Setya
Iman, Perwakilan Kejati Riau, Pakar Epidemologi Riau dr. Wildan Asfan Hasibuan
serta Kepala Dinas/Badan terkait.
Pemkab. Meranti dihadiri
oleh Asisten I Sekdakab. Meranti Syamsuddin SH MH, Kapolres Meranti AKBP.
Taufik Lukman, Kadiskes Meranti dr. Misri Hasanto, Danramil Selatpanjang
Lakatang, Direktur RSUD Meranti dr. Ria, Sekretaris Dinas Perhubungan Meranti
Umayah, Perwakilan Satpol PP Meranti, Bagian Humas dan Protokol Meranti.
Seperti diketahui,
berdasarkan hasil Rapid Test dan Swap yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas
terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di Riau sebanyak 24 orang dengan
rincian Pekanbaru 14 orang, Inhil 5 orang, Dumai 2 orang, Kuansing 1 orang,
Rohul 1 orang, Kampar 1 orang.
Dari keterangan pakar
Epidemologi Riau dr. Wildan Asfan, akibat terjadinya peningkatan kasus tersebut
berdampak pada naiknya angka Epidemologi Riau menjadi 2.48, artinya sudah
terjadi penularan melalui transmisi lokal dari 1 penderita menularkan kepada 2
sampai 3 orang. Dan penyumbang terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan angka
Epidemologi 4.12 artinya 1 penderita bisa menularkan pada 4 orang lainnya.
Melihat angka penularan
yang cukup signifikan Wildan kawatir jika pemerintah tidak segera melakukan
Intervensi akan terjadi kelipatan jumlah penderita tiap minggu."Jika
minggu ini terjadi penularan kepada 4 orang minggu depan bisa jadi 8 orang dan
seterusnya," ucapnya.
Dari laporan Bupati dan Walikota
kepada Gubernur Riau yang wilayahnya terjadi peningkatan kasus diantaranya
Pekanbaru dan Dumai, bertambahnya jumlah kasus disebabkan karena prilaku
masyarakat yang salah dalam menyikapi kondisi New Normal, dimana penerapan
protokol kesehatan banyak diabaikan. Masyarakat menyangka kondisi New Normal
berarti aktifitas kembali normal seperti sedia kala padahal meskipun diberi
kelonggaran beraktifitas namun tetap harus mengikuti Protokol Kesehatan."Kami
melihat sejak diberlakukannya New Normal ini timbul eforia dan kebebasan oleh
masyarakat seperti sebelum terjadinya Pandemi Covid-19," aku Walikota
Dumai Zulkifli A.S.
Hal senada juga diakui
oleh Walikota Pekanbaru Firdaus MT, menurutnya masyarakat gagal paham dalam
mengartikan proses transisi dari Status PSBB ke New Normal, dimana masyarakat
menyangka New Normal adalah kembali beraktifitas seperti sebelum terjadi kasus
Pandemi Covid-19. Untuk mengantisipasi hal itu Walikota Pekanbaru berencana
akan lebih menggencarkan sosialisasi ditengah masyarakat untuk kembali
menjalankan Protokol Kesehatan Covid-19.
Menyikapi hal tersebut
Gubernur Riau H. Syamsuar menegaskan yang perlu menjadi perhatian bersama
adalah pelaksanaan New Normal bukan berarti kembali seperti sebelum terjadi
Pendemi Covid-19 tapi kelonggaran aktifitas dengan tetap mengikuti Protokol
Kesehatan sebagai sebuah langkah paling efektif mencegah penyebaran Virus
Covid-19.
Seperti dikatakan Kapolda
Riau Irjenpol. Agung Setya, penanganan Covid-19 memerlukan waktu yang panjang
seridaknya sampai Anti Virus Co id-19 ditemukan untuk itu ia menghimbau kepada
masyarakat agar terus waspada dengan disiplin menjalankan Protokol Kesehatan
terutama pada objek yang mengudang kerumunan masa seperti pasar, kantor
pelayanan publik dan lainnya.
Selain mempergencar
sosialisasi protokop kesehatan, dr. Wildan juga menyarankan agar Tim Gugus
Tugas khususnya Dinas Kesehatan lebih gencar lagi melakukan tindakan Surveilen
pada titik-titik yang dinilai mengundang kerumunan masa seperti fasilitas umum
pasar tradisional, Lapas, Pesantren, dan kepada masyarakat usia 55 tahun keatas
serta penderita penyakit beresiko."Saran WHO Surveilen dapat dilakukan
pada 3500 orang per 1 juta orang tiap bulannya," Jelas Wildan.
Selain itu Gugus Tugas
menyediakan tempat cuci tangan dan bila perlu penyemprotan Disinfektan.
Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti dalam hal ini Asisten I Sekdakab. Meranti didampingi Kapolres
Meranti dalam laporannya mengatakan, sesuai data Per 22 Juni 2020, jumlah PDP
Meranti sebanyak 15 orang, sembuh 14 orang dan dirawat 1 orang. 12 orang pasien
Positif Covid-19 semua telah sembuh artinya Kabupaten Meranti sudah kembali ke
Zona Hijau.
Namun yang menjadi
masalah saat ini adalah, salah seorang Pasien Positif Covid-19 di Pekanbaru
sempat masuk dan menginap disalah satu Hotel di Selatpanjang. Berdasarkan hasil
Tracing Dinas Kesehatan Meranti yang bersangkutan setidaknya telah melakukan
kontak dengan 7 orang. Dan kepada 7 orang tersebut telah dilakukan Rapid Test
dimana hasilnya 6 orang Non Reaktif namun ada 1 orang yang saat dilakukan
Ronsen diketahui mengalami gangguan pada paru-paru. Namun untuk memastikan
apakah pasien ini positif atau tidak masih menunggu hasil uji Swap.
Selanjutnya Asisten I
Syamsuddin juga melaporkan bahwa saat ini Kabupaten Meranti tengah bersiap
menuju New Normal, meski begitu berdasarkan hasil kesepakatan rapat Tim Gugus
Tugas Covid-19 bersama Forkopimda dan Dinas terkait, khusus untuk tempat
hiburan tertutup seperti Karaoke, Pub, SPA dan usaha sejenis belum
diperbolehkan buka salah satu alasan karena sulitnya pengawasan jumlah dan
aktifitas tamu.
"Saat ini sebelum
melakukan New Normal kita tengah menjalankan beberapa tahapan, namun khusus
untuk Karaoke, SPA berdasarkan kesepakatan hasil rapat belum boleh buka,"
ucap Syamsuddin.
Mendengar laporan
tersebut, Gubernur Syamsuar sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan
oleh Pemkab. Meranti dalam mencegah penyebaran Virus Covid-19, salah satunya
dengan mengambil langkah cepat dan tepat melakuian Tracing terhadap orang-orang
yang sempat melakukan kontak dengan warga Positif Covid-19 asal Pekanbaru.
Dan satu hal yang menjadi
perhatian Gubernur adalah soal rencana Pemkab. Meranti yang akan membuka
kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka pada 13 Juli 2020 mendatang.
Menurut Gubernur hal itu harus dicermati secara hati-hati agar tidak terjadi
penyebaran kasus Covid-19 si Meranti. Gubernur menyarankan kepada Pemkab.
Meranti untuk menunda dulu rencana tersebut."Saya kira jangan dulu sekolah
dibuka karena anak-anak paling rentan terpapar dan menularkan Virus Covid-19,
seperti yang terjadi di Cina dan Korsel padahal secara penanganan mereka jauh
lebih baik," jelas Gubernur. (RAMLI
ISHAK).
0 Comments