Meranti LHI
Dalam beberapa hari terakhir
tidak terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di Riau, bahkan jika penambahan
kasus yang berasal dari Cluster Magetan dan Sukabumi diabaikan dapat dikatakan
jumlah kasus Covid-19 di Riau sudah mendekati normal, demikian diungkapkan Juru
Bicara Covid-19 Provinsi Riau dr. Indra Yovi, Sp.P (K), saat memberikan pemaparan terkait penanganan Covid-19
di Aula RSUD Meranti, Senin (1/6/2020).
Turut hadir dalam kesempatan itu,
Asisten II Sekdakab. Meranti Drs. H. Asroruddin, Asisten III Sekdakab. Meranti
H. Rosdaner, Juru Bicara Covid-19 Provinsi Riay dr. Idra Yovi, Direktur RSUD
Meranti dr. RH Riasari, Kadiskes Meranti dr. Misri Hasanto, Para Dokter serta
Perawat dan karyawan RSUD Meranti.
Dijelaskan Jubid Covid-19 Riau, Indra
Yovi, Pemerintah Provinsi Riau telah berupaya optimal untuk menekan jumlah kasus
positif Covid-19 melalui penerapan Protokol Kesehatan secara konsisten oleh
Kabupaten/Kota begitu juga dalam hal penanganan pasien PDP. Khusus untuk
penanganan pasien PDP di ruang Isolasi RSUD Pekanbaru diakui Indra Yovi
pihaknya fokus pada peningkatan imunitas pasien dengan pemberian vitamin dosis
tinggi plus pemberian obat yang tepat dengan dosis yang pas.
Alhasil sesuai data Pantauan Covid-19
Riau jumlah kasus Positif Covid-19 di Riau sebanyak 117 orang, dari jumlah itu
88 orang telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang sementara jumlah
pasien yang meninggal sebanyak 6 orang.
Artinya jika dibandingkan daerah lain
seperti Jakarta atau Provinsi tetangga Sumatera Barat jumlah Mortality Covid-19
di Riau cukup rendah yakni kurang dari 6 persen. Hal itu selain karena
penangananan medis yang baik, rendahnya jumlah kematian akibat Covid-19 di Riau
juga disebabkan karena Riau memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah
lainya di Indonesia."Penanganan kasus Covid-19 tidak bisa disamakan karena
tiap daerah memiliki karakter masing-masing," ujar Indra Yovi.
Lebih jauh dikatakan Indra Yovi, karena
penanganan antisipasi penyebaran Covid-19 di Riau yang sudah cukup baik membuat
Riau berhasil menZEROkan penambahan kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari
terakhir."Bahkan jika kita mengeluarkan Positif Covid-19 dari Cluster
Magetan dan Sukabumi maka kasus Covid-19 di Riau sudah mendekati normal,"
Jelas Indra.
Pernyataan Indra Yovi itu sesuai dengan
yang terjadi di Meranti dimana 12 orang positif Covid-19 berasal dari Cluster
Magetan yang kemudian menulari warga lainnya di Desa Bandul, Kecamatan Tasik Putri
Puyu.
Agar kondisi ZERO kasus ini dapat
dipertahankan, Jubir Covid-19 Riau, Indra Yovi mengingatkan kepada Pemerintah
Daerah untuk mewaspadai setiap pendatang yang masuk, dengan cara melakukan
pemeriksaan dan pengawasan yang ketat sesuai standar pencegahan penyebaran
Covid-19.
Apalagi bagi warga yang berasal dari
Magetan ataupun Sukabumi, karena dari informasi yang dihimpun oleh Tim Gusus Tugas
Covid-19 Riau jumlah jumlah Santri asal Riau yang belajar di Pesantren Magetan
atau Sukabumi berjumlah 400 orang belum lagi yang belajar di Arab Saudi. Namun
diakui Indra sebagian besar alamat Santri tersebut tidak diketahui karena pihak
pondok tidak memberikan data. Sulitnya lagi, sebagian besar pelajar Arab Saudi
asal Riau dan Santri Pesantren tersebut merupakan Pasien Orang Tanpa Gejala
(OTG).
"Ada salah seorang pelajar Riau
asal Arab Saudi jika dilihat tidak ada apa-apa namun berdasarkan hasil test
memasuki hari ke-28 masih menunjukan Positif Covid-19," akunya.
Selain
mewaspadai warga yang masuk, Indra Yovi juga mengingatkan kepada Pemda untuk
bersiap diri secepat mungkin untuk menghadapi lonjakan pasien positif Covid-19
yang mungkin saja terjadi. Caranya dengan menyediakan ruang Isolasi dan ruang
Incubasi serta tenaga medis dan obat-obatan yang memadai."Saya minta Pemda
siapkan ruang Incubasi," ucap Indra.
Disinggung
mengenai kapan perkiraan berakhirnya Pandemi Covid-19 ini, dijelaskan Indra
Yovi, belum dapat dipastikan meskipun saat ini negara-negara eropa dan Amerika
tengah berlomba membuat Anti Virus, terakhir diinformasikan progres penemuan
anti virus baru masuk Fase Ke-3."Dan minimal butuh waktu 8 bulan lagi
untuk memfinalkan. Jika itu berhasil kemungkinan anti virus baru dapat
digunakan di Indonesia pada tahun 2022 mendatang," paparnya. (HUMAS
PEMKAB. MERANTI/ RAMLI ISHAK).
0 Comments