Kab.OKI , LHI
Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sepekan terkahir
Sumatera Selatan sedang mengalami puncak musim kemarau. Kondisi ini mengakibatkan Kota Palembang dan
Kabupaten OKI mengalami siklus 30 Hari Tanpa Hujan (HTH) yang memicu kebakaran
hutan dan lahan, terlebih di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memang
notabene lahan nya merupakan lahan gambut.
“Update dinamika atmosfer per September dasarian,
prediksi El-nino hingga akhir tahun diperkirakan dalam kategori lemah hingga
netral. Secara umum, saat ini Provinsi Sumsel sedang berlangsung musim kemarau,
diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober dasarian 2 tahun 2019,”
tutur Nuga Putrantijo Kepala
Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, melalui keterangan persnya pada Jum’at,
(25/10).
Nuga mengungkap pada bulan Oktober dasarian 2, Angin
Monsun Australia masih akan berlangsung hingga bulan November dasarian 1,
hal tersebut akan menghambat pembentukan awan, terutama di wilayah Indonesia
bagian Selatan.“Jadi, prediksinya hujan baru terjadi di akhir Oktober atau di
dasarian I November sekitar tanggal 1 November. Potensi awan di tanggal
tersebut harus dimanfaatkan untuk hujan buatan," ucapnya.
Dalam
penjelasannya Nuga mengatakan kondisi tersebut turut menjadi penyebab
terjadinya kebakaran di sejumlah kawasan, terutama di Selatan wilayah Sumsel
seperti Kabupaten OKI. “Daerah-daerah yang perlu diwaspadai dan sering
terjadi karhutbunla dengan sifat hujan di musim kemaraunya dibawah normal
(lebih kering) antara lain Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten OKI, Kabupaten
Banyuasin, Kabupaten Muba dan beberapa daerah lainnya” Ujar dia.
Upaya antisipasi diambil pemerintah untuk
menanggulangi perubahan iklim tersebut dengan penambahan personil satuan tugas
(satgas) gabungan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang disebar di
Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai upaya untuk memaksimalkan pemadaman.
Sebanyak 854 personel, yang terdiri dari BPBD, TNI,
Polri bergabung dengan Satgas Kabupaten untuk memaksimalkan pemadaman.
Kepala
BPBD Kabupaten OKI, Listiadi Martin mengungkap personil bantuan tersebut di
sebar pada 7 Kecamatan rawan Karhutbunlah antara lain Kecamatan Cengal, Tulung
Selapan, Pampangan, Pangkalanlampam, Tanjung Lubuk, Kayuagung dan Jejawi.“Target
di lapangan selama 10 hari menyebar ke titik rawan. Satuan-satuan itu di bawah
kendali Kapolda dan Pangdam” Ujar Listiadi, Minggu, (27/10).
Listiadi mengungkap terimakasih atas dukungan penuh pihak provinsi dan TNI/Polri
kepada satgas OKI yang beberapa bulan terakhir berjibaku melakukan pemadaman
dan pemantauan.“Memang beberapa hari terakhir
titik panas (hot spot) bertambah, jadi bukan titik api (fire spot),
terimakasih Satgas dari Provinsi sudah turut membantu menguatkan kami di
daerah” tungkasnya.(MAT YS)***
0 Comments