Batam,LHI
Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum)
Lapangan Futsal di Kavling Seroja, Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung
di nilai asal jadi. Pembangunan Fasum lapangan Futsal yang menghabiskan dana
sebesar Rp.169.950.000,00 (Seratus enam puluh sembilan juta sembilan ratus lima
puluh ribu) yang di duga dikerjakan oleh Kontraktor CV. Hasri Utama Jaya, dan
Konsultan Pengawas, CV. Tuah Karya Konsultant, dengan mas pengerjaan 45
(Empat puluh lima) hari kalender, melalui Program Penataan Bangunan dan
Lingkungan, dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkimtan) Provinsi
Kepulauan Riau, tidak sesuai yang diharapkan.
Aliyarni Salah
seorang warga, yang juga Ketua Posyandu Seroja Sehat mengatakan kepada awak
media, Sabtu, 26/10/2109 mengatakan, bahwa pembangunan lapangan Futsal tersebut
tidak ada gunanya, karena menurutnya untuk apa ada lapangan Futsal kalau toh
gak bisa dipergunakan.
" Untuk apa ada
lapangan Futsal kalau gak bisa dipergunakan, kemarin janjinya ada rumput
sintetis, aku tanya mereka (Konsultan) jawabnya anggarannya gak cukup. Sampai
aku bilang gimana kamu menghitungnya? kok bisa anggaran segitu gak cukup?
Pokoknya itu harus jumpa Kontraktornya sama Konsultannya sama aku. Bila perlu
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) KPK sama BPK turun kesitu biar mereka
tahu," ucapnya.
Mendapat laporan dari
Aliyarni, awak media mencoba mendatangi proyek pembangunan yang dimaksud.
Ternyata apa yang disebutkan Aliyarni tidak berbeda jauh dari kondisi
dilapangan. Dimana kondisi lapangan terlihat sangat tidak layak untuk
dipergunakan sebagai lapangan Futsal, dari mulai keadaan lantai yang terlihat
tidak rata, yang mana masih banyak terlihat batu batu granit yang menonjol, dan
sangat berisiko melukai orang yang menggunakan lapangan tersebut.
Bukan itu saja, di
lapangan juga awak media masih sempat menemui, salah seorang pekerja yang
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kondisi lapangan yang sudah terlihat
retak-retak dan semen yang berpecahan di beberapa bagian dari lapangan. Dan
kepada awak media pekerja yang namanya tidak disebutkan, mengaku bahwa ia
disuruh seseorang yang disebutnya dengan sebutan Pak Sandi untuk memelester
bagian-bagian semen yang terlihat retak dan pecah-pecah dan juga batu granit
yang terlihat banyak timbul dipermukaan lapangan.
"Saya disuruh
Pak Sandi pemborong disini untuk melakukan perbaikan-perbaikan disini,"
ucap pekerja tersebut. Sedangkan keterangan dari salah seorang warga yang
mengaku bernama Pak Melayu, pengecoran lapangan tersebut hanya dilakukan saty
hari saja. "Yang saya tahu buat mall-nya dua hari, ngecornya satu hari
orang sepuluh," jelas pak Melayu.
Pak Melayu juga
menambahkan, mereka bekerja tanpa pengawasan dan ia mengaku mereka dibayar 150
ribu perhari perorangnya. " Kalau yang ngontrol pekerjaan waktu itu gak
ada, kami sama kami saja. Setelah selesai kerja langsung dibayar gaji,"
jelas pak Melayu lagi.
Saat ditanya jumlah
pemakaian semen cor, Pak Melayu mengaku penggunaan semen sekitar 29 kubik.
"Kalau gak salah sekitar 29 kubik, 5 molen berukuran besar, tapi ada
tambah beberapa kubik kekurangannya. Dan bangunan ini setahu saya juga tidak
menggunakan besi bangunan, jadi kemarin langsung di cor saja," tambah pak
Melayu.(JS)
0 Comments