PemkabOKU Selatan

PemkabOKU Selatan
Idhul Adha 1445 H

Abah Anton Charliyan: “Situs Cagar Budaya Candi Bojongmenje Perlu Mendapat Perhatian dari Pemerintah Daerah”


BANDUNG-
--Situs cagar budaya Candi Bojongmenje atau yang lebih dikenal dengan Situs Rancaekek ini  merupakan komplek purbakala yang diduga merupakan peninggalan masa pra-Islam di Jawa Barat yang terletak di Kampung Bojongmenje RT 03 RW 02 , Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Situs cagar budaya ini terletak di dekat kawasan industri sehingga keberadaannya terancam musnah. Kondisi situs Candi Bojongmenje ini sangat memprihatinkan, karena tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah, seolah dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya pemeliharaan atau perawatan khusus dari dinas/intansi terkait.

            Kondisi situs yang mangkrak dan memprihatinkan tersebut menjadi pusat perhatian mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Charliyan,MPKN  yang berkunjung ke situs Candi Bojongmenje pada hari Sabtu 27 Mei 2023,menemui juru kunci Abah Ahmad dan juru pelihara Dadang Nugraha.

            “Dengan melihat langsung ke lokasi situs Candi Bojongmenje, saya melihat kenyataan yang sebenarnya, dimana tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk memelihara, merawat dan melestarikannya.Ini sangat disayangkan karena tidak adanya kepedulian dari pihak pemerintah daerah setempat untuk melestarikan situs dan menjaga sejarah yang berharga ini,”ungkap Abah Anton, panggilan akrab Anton Charliyan.

            Jika tidak adanya pemeliharaan/perawatan dari pemerintah, lanjut Sekjen DPP Prawiro Indonesia GMP ini, maka dikhawatirkan keberadaan situs Candi Bojongmenje ini akan rusak, hancur dan bahkan musnah.

Anton Charliyan menjelaskan, saat ini kondisi candi sangat mengkhawatirkan. bahwa  bebatuan candi terlihat menumpuk, beberapa sudah dipenuhi lumut. Tak hanya itu, bebatuan dibiarkan terkena sinar matahari, walhasil sepintas tak ada yang membedakan antara batu sungai dan batu-batuan candi. Batuan candi dikumpulkan di tengah, di ujungnya dibatasi dengan pondasi yang berjejer dari ujung ke ujung sehingga membentuk segi empat dengan luas 6 x 6 meter.

            Abah Anton merasa terenyuh atas kepedulian Abah Ahmad yang secara sukarela menjaga dan memelihara keberadaan situs cagar budaya Candi Bojongmenje, karena sejak awal ditemukan tidak ada bantuan dari pemerintah. Bahkan untuk membangun gubuk yang ditempati Abah Ahmad merupakan bantuan dari donator yang peduli dan dari kantong sendiri

“Katanya, kalau kita ini bangsa yang besar adalah bangsa yang harus mencintai sejarah atau jasmerah (jangan lupa dengan sejarah), tetapi kenyataannya sudah 21 tahun situs cagar budaya Candi Bojongmenje ini saja mangkrak, tidak terawatt dan mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait. Buktinya ini, pemerintah daerah tidak melakukan renovasi/membangun, bahkan merawat pun tidak sama sekali. Padahal, situs ini merupakan peninggalan zaman Kerajaan Kendan saat Prabu Manikmaya. Selamatkan situs bersejarah ini,”tegas mantan Kadiv Humas Polri ini.

            Sementara itu, Abah Ahmad mermbenarkan bahwa  sudah hampir 20 tahun situs cagar budaya Candi Bojong Menje di Kampung Bojong Menje RT 03 RW 02, Desa Cangkuang ini terbengkalai. Setelah proses eskapasi (penggalian) pertama pada 2002-2004, penggalian lanjutan dan penelitian situs Candi Bojongmenje tak mengalami perkembangan, bahkan jauh dari signifikan. Pemkab Bandung melalui dinas terkait seolah tidak peduli dengan keberadaan situs cagar budaya Candi Bojongmenje.

Hal senada diungkapkan Dadang Nugraha “Sejak penggalian pertama hingga saat ini, baik proses eskapasi lanjutan dan penelitian yang bersifat komprehensif belum dilakukan lagi. Proses eskapasi dan penelitian hanya berlangsung selama dua tahun yakni, rentan waktu 2002-2004. Padahal dari hasil tes lab pada proses penelitian awal, disebutkan Candi Bojongmenje sudah ada sejak abad ke 6 Masehi. Bahkan, disinyalir Candi ini sudah terbangun ketika masa kejayaan kerajaan Hindu Tarumanegara.”ungkapnya

Dia menambahkan "Betul, hanya dua tahun saja, awal 2002 dilanjut ke 2003 dan sampai 2004 tidak perkembangan sampai saat ini. Hasil lab menyebut candi sudah ada di abad ke 6, katanya masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara," ujarnya.

Menurut hasil penelitian, Candi Bojong Menje bukan tipe candi yang tunggal, namun komplek. Danu menyebut kemungkinan komplek Candi Bojong Menje memiliki luas 30 hektar. Ia menjelaskan, batas sebelah utara yakni Jalan Provinsi (Rancaekek-Cicalengka), Barat dan Timur yaitu Sungai Cimande, sedangkan Selatan perbatasan Jalan Desa Cangkuang.(REDI MULYADI)****

 

Post a Comment

0 Comments