Teteng Kusjiadi, SH tokoh pemerhati Kota Banjar yang notabebe ia adalah
sosok tokok yang selalu aktif mempedulikan situasi dan kondisi yang dihadapkan
kepada Banjar sebagai Kota kelahiranya dari masa ke masa mulai dari perjalanan
Banjar Patroman semasa jalan masih tanah hingga kini hampir semua jalan di Kota
Banjar sudah beraspal.
Kepada LHI Teteng menguraikan isi hati dan pemikiranya
selepas mengikuti diskusi reflesi menyikapi Kebanjaran pada Jumat (25/2/2022)
yang diselenggarakan oleh kepanitiaan Forum Pemekaran Kota Banjar (FPSKB)
berlokasi di Wana Wisata Situ Mustika Banjar. Acara diskusi tentang mau dibawa
kemana Kota Banjar dengan kondisi terkini maupun ke depan yang bukan hanya
sebatas wacana dan wacana saja. Acara dihadiri oleh X-Forum, Kapolres Banjar,
Kajari Banjar, Anggota DPRD Kota Banjar, Wakil Wali Kota Banjar, OPD se-Banjar,
Tokoh Banjar, tamu undangan serta beberapa awak mediayang meliput.
“Kalau melihat penderitaan rakyat di saat pandemic Corona
ini, menurut hemat saya berhentilah berwacana yang membumbung tinggi di awang-awang,
dan berhentilah saling menyalah-nyalahkan pihak lain. Sekaranglah saatnya kita
bersatu. Menyatukan pemikiran dan menelorkan solusi bersama, minimal untuk Kota
Banjar tercinta ini jika tidak mampu berbuat yang terbaik untuk Indonesia”. Ujar
Teteng
Teteng enegaskan, tidak perlu menggali potensi baru untuk
saat ini yang akhirnya hanya akan buang-buang waktu dan anggaran saja
terkecuali Pemkot Banjar membuka diri seluas – luasanya menggandeng dana dari
para investor. Menurutnya sesungguhnya potensi yang ada dan selama ini terabaikan bisa cukup lumayan
bisa membantu situasi sulit terkini.
“Sebut saja satu BUMD, Balai Benih Ikan, misalnya. Selama
puluhan tahun keberadaannya mubazier. Mati enggak, hidupun tidak. Padahal kalau
dikelola dengan benar, minimal kita bisa memenuhi kebutuhan untuk konsumsi ikan
lokal. Yang konon seharinya membutuhkan 7 ton ikan mujaer se-Banjar”. Tutur Tetang
dengan nada kesal
Teteng kembali menegaskan dengan menyoroti BUMD-BUMD
lainnya, seperti halnya RSUD. Bukankah sudah lama RSUD Banjar ini menjadi
tujuan berobat, bukan saja masyarakat kota Banjar, tetapi masyarakat kabupaten
tetangga kita.
“Begitu pula PDAM yang selalu merugi, juga perlu kita
perbaiki management-nya. Kenapa selalu merugi? Masa sih kita tidak bisa
memperbaikinya? Di sisi lain juga ada Banjar Waterpark perlu mendapat perhatian
untuk difungsikan, atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga bilamana perlu. Agar
bisa menyumbang PAD untuk Banjar” Urai Teteang Kusjiadi.
Teteng berharap semua
pihak bergerak, apabila semua BUMD itu bisa difungsikan dengan baik dan benar.
Kiranya bukan tidak mungkin, bukan hanya sekedar bisa membuka lapangan kerja,
tetapi bisa menyumbang PAD dalam situasi sulit ini. Ia juga berharap langkah
ini dapat secepatnya di matangkan selain itu untuk mempersiapkan diri jika esok
lusa situasi Covid total hilang.
Sementara itu Ir. Soedrajat Argadiredja
menambahkan dirinya lebih ditujukan kepada Pemkot Banjar meminta untuk serius
membuka pintu ruang dan peluang
kesempatan bagi para penggiat-penggiat warga Banjar yang memiliki daya
ungkit berinovatif dan berkreatif serta punya kapasitas dan potensi sesuai
bidangnya masing-masing.
Seyogyanya dalam situasi tersulit ini, Kota Banjar tidak
terus terkungkung akan tetapi justru harus membuka diri, siapapun orang Banjar
yang benar-benar peduli dan langsung bersolusi agar dapat berbuah produktif kepada semua pihak untuk membangkitkian dari keterpurukan dan kekurangan
yang ada di wilayah Kota Banjar atas Pemerintahanya, haruslah senantiasa didukung sepenuhnya bersama - sama sebagai jalan solusi terbaik untuk keberlangsungan masyarakat Kota Banjar. (E 14
Y)
0 Comments