Bambang Prayogi, SH
Politisi dari Partai PAN sekaligus sebagai Ketua DPD PAN Kota Banjar dan
Anggota DPRD Kota Banjar dua periode berjalan. Pahit manis asam garam telah ia
lalui dalam menyikapi permasalahan Kota Banjar. Bambang yang juga merupakan
mantan jurnalis senior asal Banjar, ia tahu betul seluk beluk laju roda perkembanggan
Pemkot Banjar mana yang baik dan mana yang tidak berpihak hasil pembangunanya
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat umum Banjar.
Selepas mengikuti silaturahmi Forum Pemekaran Kota Banjar
(25/2) di lokasi Wisata Situ Mustika. Dirinya menerangkan kepada LHI, ada
beberapa indikator yang harus dijadikan bahan perbaikan di masa yang akan
datang. Antara lain,yang pertama kesesuaian visi misi dengan indikator PDRB (
produk domestik regional bruto ) dimana penghasilan terbesarnya adalah dari jasa dan
perdagangan diangka 80 persen. Sedangkan pertanian dikisaran 10 s/d 20 persen
saja. Data ini tidak pernah bergeser selama Lima tahun terakhir.
"Jadi sektor jasa dan perdagangan menyumbang pendapatan
makro ekonomi terbesar untuk Kota Banjar. Ini membuktikan bahwa Kota Banjar
mempunyai karakter kuat sebagai kota perdagangan " Ujarnya.
Oleh karena itu, kalau tetap "memaksakan" diri
visinya menuju agropolitan termaju, perencanaan pembangunan kedepan musti fokus
menyediakan fasilitas industri agro dan penunjangnya. Misalnya, mempunyai pasar
hewan dan pasar agro terbesar dan terlengkap di priatim. Plus industri
pengolahan agro.
"Ketika ini terwujud maka akan ada kesesuaian antara
indikator PDRB dan visi misi. Artinya perdagangan dan jasa dari sektor agro" Tandasnya.
Bambang mengajak kepada semua pihak, mari kita contoh daerah
yang mampu mengembangkan sektor perdagangan dibidang agro meski tidak mempunyai
visi agro, contohnya kabupaten Tasikmalaya,.Ciamis dan Banjarnegara. Mereka
punya pasar hewan yang besar dan maju.
"Kita kan agak aneh, punya visi agro tapi Ndak punya
pasar hewan, Ndak punya pasar agro. Ya kalau pasar rakyat di setiap kabupaten
kota juga ada " Risau Bambang.
Perlu menjadi catatan, Bahwa RPJP ( rencana pembanguna
jangka panjang ) kota Banjar akan berakhir tahun 2025. Sudahkan visi dan misi
kita tercapai, ini menjadi momok yang bertanda tanya besar.
Yang kedua, masalah investasi perlu meningkatkan inovasi,
penguatan kebijakan publik dan mindset seluruh stake holder. "Untuk
masalah investasi berpikirlah seperti pengembang property. Sederhananya buka
lahan, bangun infrastruktur penunjang oleh pemerintah, permudah perijinan dan
tawarkan bahwa Pemkot siap membantu dengan serius kepada investor".
"Banyak investor yang tertarik inves di Banjar buktinya
sudah ada, yang perlu di benahi adalah menentukan wilayah industri dan
menggarapnya dengan pola marketing yg menunjang dan jaminan kemudahan fasilitas
perijinan."
Kedua hal tersebut harus menjadi skala prioritas kedepan
siapapun pemimpin kota Banjar, Karen hanya dua indikator tersebut yang menjadi
alat untuk meningkatkan perekonomian yang disesuaikan dengan visi dan misi. Dan
karakteristik Kota Banjar.
Membangun Kota Banjar secara fokus sesuai dengan visi, baik
dari segi perencanaan, implentasi dan kebijakan penunjangnya. Akan
mengahasilkan multiflier effect yang baik kepada pertumbuhan ekonomi, jika
ekonomi tumbuh, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Ini merupakan contoh kecil yang harus menjadi bahan evaluasi
kinerja pemerintah daerah.
Benahi dulu BUMD yang sudah ada dan saat ini kondisinya
sangat memprihatikan dan sedang butuh perhatian pemangku kebijakan. "
Jangan berpikir membuat BUMD baru, yang ada musti di perbaiki, di benahi,
perfomance dan kinerjanya. Ndak usah bisa menyumbang PAD, bisa menghidupi dirinya
sendiri aja sudah bagus " Pungkas Bambang
Prayogi, SH (E 14 Y)
0 Comments