Pangandaran LHI
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pangandaran merasa miris melihat kinerja DPRD Pangandaran sebagai kontrol pemerintah sehingga kami tergugah untuk menggelar Takziah dan do'a bersama di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran, Kamis (17/2).
Yosep Saiful M Sebagai Ketua PMII Pangandaran mengatakan, "Takziah dan Gelar do'a bersama ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sekaligus kekecewaan terhadap tidak optimalnya peran DPRD kabupaten Pangandaran dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Dapat dilihat bersama banyaknya program pemerintah yang tidak terealisasi dengan baik, namun tidak adanya pengawalan serius dari DPRD sehingga pembangunan di pangandaran di nilai lamban dan monoton". Ucapnya
Sementara itu, Ketua bidang advokasi PMII Pangandaran Moh. Luthfi Aditya. H menambahkan, kegiatan tak'ziah dan do'a bersama ini sebagai bentuk sindiran atas tidak optimalnya peran DPRD pangandaran dalam segi pengawasan terhadap pemerintah.
Ia menilai sampai hari ini belum optimal kinerja yang dilakukan DPRD Pangandaran, sehingga kesannya terlihat hanya sebatas simbol kekuasaan saja.
Contoh kecilnya saja seperti program pangandaran hebat (PAHE), Sampai hari ini tidak adanya kejelasan terkait realisasi pencairan pangandaran hebat. Yang mana ini menjadi penghambat atas keberlangsungan pendanaan sekolah sekolah di kabupaten pangandaran belum lagi program program yang lainnya.
Maka dengan itu, PMII Pangandaran menuntut DPRD Pangandaran menunaikan kinerjanya yang ideal sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Lebih jauh luthfi menegaskan, tentu sudah seharusnya DPRD itu harus mampu mengawal aspirasi rakyatnya, baik dalam segmen perencanaan pembangunan, penganggaran dan pengawasan.
Segmentasi ini perlu dipahami betul oleh 40 Anggota DPRD Pangandaran. Jika tidak, maka jangan halangi kami selaku rakyat apabila kedepan sudah tidak mempercayai lagi wakilnya yang saat ini duduk di bangku parlemen. (YS/AS)**
0 Comments