DPRD OKU Selatan

DPRD OKU Selatan
Marhaban Yaa Ramadhan

Anton Charliyan, Bom Bunuh Diri Makassar Merupakan Wujud Nyata Kedunguuan Umat dan Model New Jahiliyah Dimasa Kini


Kota Tasik,LINTAS PENA

Peristiwa diduga bom bunuh diri terjadi di Jalan Kartini, Kota Makassar. Bom meledak di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Tindakan bom bunuh diri maupun pemboman rumah ibadah yang dilakukan atas dasar perjuangan nama agama, tidak bisa dibenarkan dalam hukum bernegara maupun pada hukum beragama.

            Hal itu disampaikan mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr. H.Anton Cgarliyan, MPKN yang juga sesepuh Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Arrahman Arrahim ini mengecam keras terhadap peristiwa tersebut.”Peristiwa bom bunuh diri itu sangat konyol dan memalukan. Apalagi terjadi di hari Nisfu Shaban. Hal ini sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan nilai nilai peradaban sebagai sebuah bangsa , memalukan seluruh umat. Bom bunuh diri dengan mengatasnamakan perjuangan agama, adalah pemikiran yang sesat dan bertentangan dengan ajaran agama manapun “ungkapnya

            Anton Charliyan mengatakan, peristiwa itu memalukan diri kita sendiri sebagai bangsa indonesia yang telah menyepakati untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai nilai kemanusian & keadilan sesuai Sila ke 3.Pancasila..Sungguh sangat menyesakan & memprihatinkan sebagai sebuah bangsa besar yang katanya menjungjung tinggi nilai nilai toleransi.saling menghormati dan anti kekerasan.

“Khususon bagi umat muslim diseluruh persada Nusantara ini. dimana seharusnya di hari Nisfu Saban ini, banyak berdoa.banyak Istigfar memohon ampun kepada Allah Yang Maha Kuasa. Ini mah malah berbuat konyol dan sia sia. Untnk itu kami kelompok Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar rahman Ar rahim, mengutuk keras atas terjadinya peristiwa bom makasar ini dan turut prihatin kepada Gereja Katedral Makasar dan seluruh umat Nasrani yang ada di Indonesia. “tuturnya

Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan menambahkan, kita ini sering belajar sejarah tapi ternyata tidak pernah belajar dari sejarah..Tidak cukupkah kita belajar dari peristiwa-peristiwa  dimasa lalu mulai dari bom Bali. bom Tahun Baru., Bom Kedubes AS .Bom Hotel Mariot bahkan sampai bom Mabes Polri yang sudah membawa kesedihan kepedihan, kerusakan dan korban jiwa ???.. Nilai apa sesungguhnya yang ingin diperjuangkan oleh kelompok aksi aksi  bom bunuh diri tsb.baik dari sisi nilai juang spirit nasionalis maupun nilai religius agamis .

“Kami kira kita sepakat.. Tidak ada.sama sekali.. Nol besar.. mereka ini sebagaimana yang pernah terungkap dari peristiwa peristiwa sebelumnya hanya merupakan kelompok frustasi yang berjuang mengatasnamakan agama, berjubah agama khususnya agama Islam ( terbukti dengan munculnya nama sebagai kelompok ISIS.JI , JAT. dll ) Padahal sesungguhnya merusak nilai nilai Islam itu sendiri. Bahkan pengadu domba sejati antar umat. justru dengan munculnya kembali aksi bom bunuh diri Makasar ini, sebagai salah satu Markas Pusat JAT. Makin menguatkan kepada kita semua bahwa kelompok mereka tsb merupakan kelompok yang konyol sebagai News Jahiliah model kini,  dan betul betul asli dunggu , yang ingin memecah umat yang ingin merusak nilai nilai kemanusiaan dan nilai nilai islami itu sendiri yang kita ketahui bersama cinta damai & anti kekerasan yang rahman dan rahim. yang penuh cinta dan kasih  sayang.sehingga dengan demikian tidak ada lagi julukan yang lebih pantas untuk kelompok Bom Bunuh diri Makasar tsb , sebagai  Kelompok News Jahilah yang super dungu dan konyol. “ paparnya

Anton Charliyan seraya mengingatkan, sampai kapanpun seluruh rakyat Indonesia harus tetap waspada, karena kejadian seperti ini tidak pernah dapat dideteksi atau datang tiba-tiba. “Dan kami Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Arrahman Arrahim mendukung sepenuhnya sikap dan pernyataan Presiden RI Ppak Jokowi agar kepolisian dan aparat terkait mengusut tuntas sampai ke akar-akar2nya masalah bom bunuh diri ini. Jangan beri ruang sedikitpun juga terhadap anasir anasir yang bersipat terorisme, intoleransi radikalisme dan kekerasan dalam segala bentuk apapun.”(REDI MULYADI)****

 

Post a Comment

0 Comments