Labusel,LHI
Para petani di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan mengeluhkan harga karet kini semakin memprihatinkan dan terpuruk,
sehingga mereka kesulitan untuk membayar angsuran kredit ke bank, bahkan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari hari dan biaya sneak anak anak yang tinggi.
Hal
itu disampaikan Doni Irawan,SH yang sering disapa ketua dan selama ini
sangat memprihatikan nasib para petani karet di Labusel kepada LHI. “Kami prihatin
terhadap nasib para petani karet.Dulu ada desas desus akan naik, justru
sebaliknya harga karet makin terpuruk.Hasil karet milik warga saat ini di
hargai Rp.3.000 – Rp.5.000/kg ,bergantung pada kualitas karet itu sendiri,
dan itu belum teritung ngupah/buruh yang dikenal dengan istilah bagi dua. Harga
itu jelas tidak sebanding dengan biaya perawatan dan pengelohan getah yang
tinggi.”ujarnya
Doni
Irawan SH menjelaskan, keadaan ekonomi warga Silangkitang khususnya Desa Rintis
bertumpu pada karet. “Dengan harga yang murah itu,jangankan untuk bayar angsuran
kredit bank,untuk kebutuhan pokok aja sulit dirasakan betul warga .‘harapan
petani karet harga bisa normal sekitaran Rp.7.000 – Rp.10.000/kg
Dia
juga menambahkan jeritan/keluhan petani karet ini tolong jangan hanya dilihat
dan dibaca, tapi tolong dikawal dan perjuangkan.Karena petani karet saat ini
sedang mencari pahlawan untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka.kalau tak bisa
sejahterakan petani karet kiranya jangan miskinkan mereka.Apalagi kini sedang
adanya dampak pandemic virus corona yang sangatterasa oleh petani karet,”pungkasnya.(IRPAN
PULUNGAN)***
0 Comments