Pangandaran
LHI
Abdul Azis (50), warga RT 06RW 07 Desa
Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran saat ini hanya tergolek lemah di rumahnya. Ia mengidap penyakit
aneh yang membuat kulit di seluruh tubuh melepuh seperti habis terbakar, bahkan
kondisi saat ini semakin parah dan tercium aroma yang tidak sedap,
Imas Maesaroh istri dari Abdul
Azis menyebut, suaminya tersebut mulai terkena penyakit tersebut sejak enam
bulan yang lalu, namun semejak empat bulan yang lalu penyakit yang di derita
suaminya makin parah, seminggu yang lalu
Abdul Azis pun sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Ciamis selama dua hari,
namun kami dari pihak keluarga membawa pulang secara paksa di karnakan
keterbatasan biaya, BPJS pun belum punya.
Imas Maesaroh menambahkan, saya
sudah koordinasi dengan Pemerintah desa Karangjaladri untuk minta di urus BPJS,
bahkan saya sekeluarga merasa sangat terbantu oleh Pak Eris Kades
Karangjaladri, Pak Budi selaku ketua RW yang tak henti hentinya datang menengok
suami saya, bahkan dari salah satu anggota DPRD kabupaten Pangandaran pun Pak
Haer ada datang untuk menengok suami saya.
Budi Ketua RW 07 Dusun Astamaya
menjelaskan Abdul Muthalib memiliki dua orang anak. Sehari-hari beliau bekerja
serabutan, Kini Abdul Ajis sudah dibawa
pulang ke rumahnya dan hanya dirawat di rumah seadanya.
Sebetulnya arahan Dokter
spesialis dari Rumah Sakit Umum Ciamis Abdul Azis belum di perbolehkan pulang,
di karnakan keterbatasan biaya akhirnya pihak keluarga mebawa pulang paksa,
bahkan sebetulnya kami dari Pemerintah Desa Karangjaladri sudah mengajukan
permohonan BPJS yang di tanggung Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran namun
belum jadi, katanya jadinya tanggal 1 Pebuari 2020.papar Budi.
"Kalau sekarang cuma
dirawat di rumah. Meski sempat dirawat selama dua hari di RSUD Ciamis, hasil
pemeriksaan pihak rumah sakit Abdul Azis mengidap penyakit Sindrom Jansen,
keadaanya kulit di seluruh tubhnya melepuh seperti habis terbakar, bahkan mengeluarkan
bau bau tak sedap, kemarenpun sewaktu di rawat di tempatkan di ruang isolasi,
jelasnya.
Kini kondisi Abdul Azis kian parah. Keluarga sangat
berharap ada perhatian dari pemerintah setempat maupun dermawan untuk membantu
meringankan beban mereka, untuk berobat beliau hanya mengandalkan bantuan dari
tetangga dekatnya dan di batu oleh Kepala Dusun, Ketua RT/RW dan Kepala
Desa, sehari-hari cuma buruh di tambak
udang yang tidak jauh dari rumahnya, pendapatannya pun tak seberapa untuk
menghidupi anak istrinya, saat dia sakit tak ada lagi yang mencari nafkah untuk
keluarganya," pungkas Budi.(AGUS.S)***
0 Comments